Kesehatan

Awas Bunda! Cegah Stunting Pada Anak Bukan Pakai Susu Formula

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
03 Februari 2024 17:30
Awas Bunda! Cegah Stunting Pada Anak Bukan Pakai Susu Formula
Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak RS Pondok Indah dr. Radhian Amandito, Sp.A dalam bincang-bincang kesehatan bersama Greenfields dengan tema "Cermat Penuhi Kebutuhan Nutrisi Anak" di Jakarta, Kamis (1/2/2024). ANTARA/Fitra Ashari/am.

JAKARTA - Mengonsumsi susu segar pada anak usia enam bulan hingga dua tahun dapat memberikan asupan protein hewani yang diperlukan dan mengurangi risiko stunting, demikian disampaikan oleh dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak RS Pondok Indah, dr. Radhian Amandito, Sp.A.

Pencegahan stunting menjadi sangat penting pada 1.000 hari pertama kehidupan anak, mulai dari dalam kandungan hingga usia dua tahun. Pada periode ini, pertumbuhan anak sangat signifikan, dengan peningkatan berat badan dan tinggi badan yang cepat. Oleh karena itu, orang tua harus memanfaatkan kesempatan ini untuk memastikan asupan kalori yang memadai selama 1.000 hari pertama, termasuk protein hewani dari susu.

"Di atas usia enam bulan hingga dua tahun, terdapat banyak pilihan asupan, termasuk susu. Sebanyak 250 mililiter susu segar setara dengan 1 porsi ayam," ujar Radhian dalam sebuah diskusi kesehatan bersama Greenfields di Jakarta.

Dokter yang lulus dari Universitas Indonesia ini menjelaskan bahwa langkah yang paling tepat untuk mengatasi stunting di Indonesia adalah memastikan kebutuhan protein hewani tercukupi, seperti melalui konsumsi ayam, ikan salmon, daging sapi, dan ditambahkan dengan susu.

Berdasarkan rekomendasi terbaru dari World Health Organization (WHO), pemberian susu segar dapat dimulai pada usia 6 bulan. Namun, cara pemberiannya disarankan tidak langsung diminum, melainkan digunakan sebagai bahan camilan berkalori seperti kue, puding, atau makanan jari (finger food).

"Susunan formula untuk makanan pendamping ASI (MPASI) tidak disarankan menurut WHO, yang disarankan adalah susu segar atau susu pasteurisasi," tambah Radhian.

Pilihan susu segar disarankan karena memiliki jumlah bakteri yang lebih sedikit, menjadikannya aman dan stabil untuk dikonsumsi oleh bayi. Nutrisi dan protein dalam susu juga tetap terjaga karena proses pengolahan hingga pengemasannya tidak berlangsung terlalu lama dan tidak terpapar suhu panas yang tinggi.

Dokter Radhian menegaskan bahwa terus memberikan susu formula pada anak hingga usia 12 bulan ke atas dapat menyebabkan kelebihan berat badan atau obesitas, karena kalori yang berlebihan juga dapat diperoleh dari makanan.

Dalam memilih susu segar yang sesuai, dokter Radhian menyarankan untuk memeriksa komposisi dan jumlah kalori dalam susu tersebut. "Anak usia 1-2 tahun dapat mengonsumsi susu segar sebanyak 250 mililiter per hari, dibagi dalam waktu tertentu seperti setelah bangun tidur, setelah makan siang, atau beberapa jam sebelum tidur," katanya. (ant)
 
 
 


Berita Lainnya