Kesehatan

Adu Program Pengentasan Stunting dari Tiga Paslon Capres-cawapres

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
24 Januari 2024 18:00
Adu Program Pengentasan Stunting dari Tiga Paslon Capres-cawapres
Kegiatan di Posyandu Mayang, Kelurahan Mrican, Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (5/8/2022).

JAKARTA - Dalam konteks tahun politik, ketiga pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden, yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md., bersaing untuk mengatasi permasalahan stunting di Indonesia melalui gagasan dan program masing-masing.

Stunting, yang merupakan masalah gizi kronis dengan gangguan pertumbuhan anak, menjadi fokus penting karena dapat berdampak pada kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan. WHO menetapkan bahwa prevalensi stunting kurang dari 20 persen dianggap terkendali, dan Indonesia memiliki target menurunkan stunting menjadi 14 persen pada tahun ini.

Pemerintah mengalokasikan anggaran sekitar Rp34,15 triliun pada 2022 dan Rp30,4 triliun pada 2023 untuk percepatan pengendalian stunting. Meskipun demikian, jumlah balita berisiko stunting masih sekitar 21,6 persen pada 2022, dengan target menurunkan angka ini menjadi di bawah 9 persen pada 2024.

Penanganan stunting memiliki tantangan kompleks, termasuk pencegahan sejak usia remaja hingga masa kehamilan dan tahun-tahun pertama kehidupan anak. Fokus utama adalah pemenuhan gizi ibu sejak hamil, pemberian makanan pendamping ASI, dan pemahaman tentang risiko stunting sejak usia dini.

Tiga pasangan capres-cawapres berkomitmen untuk mengatasi stunting melalui program-program gizi dan kesehatan. Pasangan Anies-Muhaimin menawarkan program pendampingan ibu hamil hingga 1.000 hari pertama kehidupan anak. Prabowo-Gibran mengusulkan pemberian makan siang dan susu harian, serta bantuan gizi untuk ibu hamil dan balita. Sementara Ganjar-Mahfud menyoroti isu stunting dalam program pembangunan manusia unggul, dengan dukungan gizi selama masa kehamilan dan menyusui.

Semua pasangan calon menekankan pentingnya protein hewani dalam penurunan stunting. Studi menunjukkan keterkaitan yang kuat antara stunting dan konsumsi protein hewani, seperti daging, ikan, telur, dan susu. Meskipun konsumsi protein per kapita di Indonesia telah mencapai standar kecukupan, konsumsi protein hewani masih dianggap rendah.

Hasil survei menunjukkan konsumsi daging di Indonesia masih tergolong sedikit dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan protein hewani menjadi fokus dalam upaya mengatasi stunting.

Siapapun presiden-wakil presiden yang terpilih pada Pemilu 2024 diharapkan dapat memangkas prevalensi stunting melalui implementasi visi, misi, dan program-program yang telah dijelaskan. Harapan besar ditujukan kepada mereka untuk membangun generasi bermutu dengan sarana, prasarana, dan fasilitas yang direalisasikan sesuai dengan komitmen politik yang telah disampaikan. (ant)


Berita Lainnya