Internasional
Warga Palestina Tolak Relokasi Paksa: "Kami Tidak Akan Tinggalkan Gaza"
![Warga Palestina Tolak Relokasi Paksa: "Kami Tidak Akan Tinggalkan Gaza"](https://satuindonesia.co/assets/uploads/2025/02/warga-palestina-tolak-relokasi-paksa-kami-tidak-akan-tinggalkan-gaza-67ac709da41e9.jpeg)
PALESTINA – Di tengah kehancuran akibat konflik berkepanjangan, warga Palestina dengan tegas menolak rencana relokasi yang digagas oleh Donald Trump. Mantan Presiden AS itu dikabarkan ingin mengambil alih Gaza dan memindahkan 2,2 juta penduduknya ke negara lain, sebuah rencana yang menuai kecaman luas.
Rencana tersebut semakin memicu amarah warga setelah Trump menyebut Gaza sebagai "lokasi pengembangan real estate masa depan" dan menegaskan bahwa warga Palestina tidak memiliki hak untuk kembali. Hal ini memunculkan ketakutan akan terulangnya Nakba, peristiwa pengusiran massal warga Palestina pada tahun 1948.
"Kami Lebih Buruk dari Anjing Jalanan"
Di antara reruntuhan Gaza, warga mengungkapkan kemarahan mereka terhadap ancaman relokasi paksa.
"Apa yang lebih buruk dari yang sudah kami alami? Apa yang lebih buruk dari pembunuhan?" ujar Jomaa Abu Kosh, seorang warga Rafah, Gaza selatan, seperti dikutip dari Reuters (12/02/25).
Senada dengan itu, Samira Al-Sabea, warga Gaza lainnya, menambahkan, "Kami dipermalukan, anjing jalanan menjalani kehidupan yang lebih baik dari kami. Dan Trump ingin menjadikan Gaza seperti neraka? Ini tidak akan pernah terjadi!"
Shaban Shaqaleh (47), seorang warga Gaza, menegaskan bahwa mereka tidak akan menjual tanah mereka kepada pihak asing. "Saya mengakar kuat di tanah air saya dan akan selalu demikian," katanya.
Ancaman Perang dan Penolakan Global
Ketegangan meningkat setelah Hamas menunda pembebasan sandera Israel dengan alasan adanya pelanggaran kesepakatan gencatan senjata oleh Israel. Trump lantas mengancam akan terjadi kekacauan jika sandera tidak segera dibebaskan.
Namun, rencana Trump tidak hanya ditolak oleh warga Gaza, tetapi juga oleh masyarakat Palestina di Tepi Barat. "Apakah dia menguasai Gaza sehingga meminta orang-orang meninggalkannya? Soal Trump, saya hanya menyalahkan rakyat Amerika. Bagaimana bisa negara seperti itu menerima orang seperti Trump?" ujar Nader Imam, warga Tepi Barat.
Warga lainnya, Mohammed Salah Tamimi, menegaskan keteguhan hati rakyat Palestina. "Apa yang akan dilakukan Trump? Tidak ada rasa takut, kami mengandalkan Tuhan," ucapnya.
Harapan Akan Solusi Nyata
Di tengah ancaman relokasi paksa, warga Palestina menuntut solusi nyata dari para pemimpin mereka. Jehad (40), seorang tukang kayu di Gaza, mengatakan, "Kami tidak ingin meninggalkan negara kami, tetapi juga membutuhkan solusi. Para pemimpin kami—Hamas, PA (Otoritas Palestina), dan faksi-faksi lainnya—harus mencari jalan keluar."
Penolakan terhadap rencana Trump mencerminkan keteguhan rakyat Palestina untuk mempertahankan tanah mereka meskipun berada dalam kondisi yang semakin sulit. Dunia kini menanti langkah selanjutnya dari komunitas internasional dalam menyikapi isu yang kian memanas ini. (mul)
#GazaUnderAttack #StandWithPalestine #FreePalestine #HumanRights #StopGenocide #TrumpGazaPlan #Nakba2025 #MiddleEastCrisis