Internasional

Tumbangnya Assad di Suriah: Inspirasi dan Peringatan bagi Yaman

Ada Prediksi Bahwa Yaman Akan Dibantu AS dan Israel

Mulyana — Satu Indonesia
26 Desember 2024 14:09
Tumbangnya Assad di Suriah: Inspirasi dan Peringatan bagi Yaman
Ilustrasi - Tentara Yaman (Foto: Istimewa)

SANAA - Kejatuhan Bashar al-Assad sebagai pemimpin Suriah pada awal Desember 2024 memicu gelombang diskusi di Yaman. Bagi sebagian warga, peristiwa ini menjadi inspirasi untuk menggulingkan kelompok Houthi yang selama ini menguasai Sanaa dan sebagian besar wilayah utara Yaman. Namun, bagi yang lain, peristiwa ini menjadi peringatan akan potensi kekacauan pasca-rezim.

Inspirasi dari Suriah
Tumbangnya rezim Assad dianggap sebagai pukulan besar bagi "poros perlawanan" yang dipimpin Iran. Kelompok ini mencakup Hizbullah di Lebanon, milisi di Irak, dan Houthi di Yaman.

Bagi warga Yaman yang menentang Houthi, seperti Faisal Mohammed, seorang guru di Taiz, kejatuhan Assad adalah tanda bahwa otoritarianisme bisa dilawan.
"Jatuhnya Assad memberi harapan bahwa Yaman juga bisa bangkit dari penindasan," ujarnya.

Namun, Houthi dan pendukungnya melihat peristiwa ini dengan kacamata berbeda. Abdulrahman Ali, seorang warga Sanaa, menyebut kejatuhan Assad sebagai kerugian besar bagi perjuangan mereka.
"Yang penting bukan Bashar, tetapi kekuatan poros perlawanan," katanya.

Dukungan Iran di Ujung Tanduk
Dukungan Iran selama bertahun-tahun telah memperkuat Houthi dalam perang melawan pemerintah Yaman. Namun, melemahnya pengaruh Iran akibat konflik dengan Israel dan kekalahan sekutunya di Suriah memberi harapan bagi kubu anti-Houthi.
"Jika Hizbullah dan Assad bisa runtuh, maka Houthi juga akan menghadapi nasib serupa," kata Faisal Mohammed.

Rakyat Yaman Lelah Berperang
Meski ada semangat untuk perubahan, banyak warga Yaman merasa lelah dengan perang yang telah berlangsung selama satu dekade. Yunis Saleh, seorang pemilik toko di Sanaa, menyebut Suriah sebagai peringatan.
"Menyingkirkan diktator bukan akhir cerita. Yang penting adalah membangun perdamaian," ujarnya.

Konflik di Yaman telah menyebabkan bencana kemanusiaan. Lebih dari separuh penduduk memerlukan bantuan, dengan jutaan orang mengungsi dan ribuan sekolah rusak.

Masa Depan Yaman: Damai atau Perang?
Menurut Abdulsalam Mohammed, kepala Pusat Studi dan Penelitian Yaman Abaad, langkah untuk mengakhiri kekuasaan Houthi membutuhkan upaya kolektif nasional, regional, dan internasional.
"Ada keputusan untuk mengakhiri kekuasaan Houthi, baik melalui diplomasi atau kekerasan," katanya.

Namun, Mohammed juga memperingatkan bahwa Houthi masih memiliki kekuatan militer besar dan dukungan suku-suku lokal, yang membuat perubahan menjadi tantangan besar. Kejatuhan Assad di Suriah memberikan pelajaran penting bagi Yaman: perubahan bisa terjadi, tetapi tantangan pasca-rezim harus diantisipasi. Bagi Yaman, pertanyaannya bukan hanya apakah Houthi akan jatuh, tetapi juga bagaimana negara ini bisa keluar dari siklus kekerasan menuju perdamaian yang berkelanjutan. (mul)


#YamanBersatu #Houthi #PerangYaman #Suriah #KejatuhanAssad #PerlawananIran #DamaiUntukYaman #KrisisKemanusiaanYaman


Berita Lainnya