Metropolitan
Tujuh Mayat di Kali Bekasi, Reaksi Alamiah Pelaku Kriminal Lihat Polisi
JAKARTA - Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala menilai tindakan puluhan remaja yang mencoba kabur dengan melompat ke Kali Bekasi saat ada patroli polisi di kawasan industri Cipendawa, Kota Bekasi, pada Sabtu (21/9/2024) dini hari merupakan reaksi yang wajar.
Diketahui, puluhan remaja tersebut diduga hendak melakukan tawuran. Mereka nekat menceburkan diri ke kali Bekasi sampai akhirnya ada tujuh remaja yang tewas karena polisi tengah melakukan patroli untuk mencegah tawuran. "Menurut saya itu reaksi natural. Sebetulnya contoh seperti itu sudah sering terjadi, pelaku tawuran ngumpet di rumah warga, naik ke atap atau nyebur sungai," ungkap Adrianus.
Adrianus menyampaikan, para remaja yang diduga hendak tawuran itu menggunakan pemikirannya perihal tempat yang tidak terjangkau polisi. Jadi, mereka berpikir tentang bagaimana cara terlepas dari kejaran polisi sejauh mungkin mengingat mereka akan melakukan perbuatan kriminal.
"Meloncat ke sungai (Kali Bekasi) dalam hal ini menjadi tindakan yang masuk akal," tuturnya. Diberitakan sebelumnya, sebanyak tujuh jasad pria ditemukan di Kali Bekasi, belakang perumahan Pondok Gede Permai, Jatirasa, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu (24/9/2024) pagi.
Tujuh jenazah itu diduga merupakan bagian dari sekelompok remaja yang sebelumnya dibubarkan oleh Tim Patroli Perintis Presisi. Berdasarkan patroli siber Tim Patroli Perintis, sebanyak 60 remaja diduga hendak tawuran. Mereka melarikan diri ke arah Jalan Satopati dan sebagian ke arah Kali Bekasi setelah polisi mendatangi gubuk tempat mereka berkumpul.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan, remaja yang berkumpul di gubuk tersebut diduga sedang mengonsumsi minuman keras. “Berdasarkan informasi dari Kasat dan hasil pemeriksaan, itu diduga sedang minum minuman keras yang dikemas dalam plastik,” ujar Ade di Polda Metro Jaya, Senin (23/9/2024). (ant)