Laporan Gaza

Trump Tetap Mau Usir Warga Gaza, Mesir Malah Mau Rekonstruksi

Redaksi — Satu Indonesia
1 day ago
Trump Tetap Mau Usir Warga Gaza, Mesir Malah Mau Rekonstruksi
Reruntuhan akibat serangan penjajah Israel di Gaza yang menyisakan puing dan nestapa (Foto: Istimewa)

KAIRO – Sejumlah negara Arab, dipimpin oleh Mesir, tengah menyusun rencana rekonstruksi Gaza guna memastikan warga Palestina tetap tinggal di wilayah tersebut tanpa harus mengungsi. Langkah ini menjadi respons terhadap usulan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang ingin merelokasi warga Palestina ke negara lain.

Inisiatif Negara Arab untuk Gaza
Rencana yang disusun oleh Mesir dan sejumlah negara Arab mencakup pembangunan kembali Gaza serta pembentukan mekanisme pemerintahan tanpa keterlibatan Hamas. Sumber dari Kairo menyebutkan bahwa rincian teknis tengah difinalisasi, termasuk pembersihan puing-puing dan pembangunan infrastruktur di wilayah yang terdampak perang.

Sejalan dengan upaya ini, negara-negara Arab seperti Yordania dan Arab Saudi turut terlibat dalam pembahasan yang akan dibawa ke pertemuan tingkat tinggi di Riyadh pada 21 Februari 2025. Setelah itu, rencana ini akan dibahas lebih lanjut dalam konferensi darurat di Kairo yang semula dijadwalkan pada 27 Februari, namun ditunda karena alasan logistik.

Rencana Trump: Mengubah Gaza Menjadi "Riviera of The Middle East"
Sementara itu, Presiden Donald Trump mengusulkan relokasi warga Palestina ke Mesir, Yordania, dan negara lain, dengan tujuan mengubah Gaza menjadi kawasan wisata eksklusif. Trump bahkan mengancam akan menghentikan bantuan ke Mesir dan Yordania jika mereka menolak menerima pengungsi Palestina.

Namun, negara-negara Arab menolak gagasan ini dan lebih memilih untuk membangun kembali Gaza dengan dana dari donatur Arab dan internasional. Diperkirakan sekitar 50 perusahaan konstruksi multinasional akan dilibatkan dalam proyek ini, yang menargetkan pembangunan unit perumahan dalam 18 bulan.

Kendala di Lapangan: Penjajah Israel Tolak Akses Bahan Rekonstruksi
Meski rencana rekonstruksi terus digodok, Perdana Menteri penjajah Israel, Benjamin Netanyahu, pada 15 Februari 2025 menegaskan bahwa penjajah Israel tidak akan mengizinkan masuknya rumah mobil dan peralatan konstruksi ke Jalur Gaza dengan alasan keamanan. Padahal, hal ini menjadi bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang berlaku sejak 19 Januari lalu.

Sejumlah besar truk yang membawa rumah kontainer dan peralatan konstruksi dari Mesir dilaporkan tertahan di perbatasan Gaza. Sementara itu, proposal Mesir juga mencakup pembentukan zona penyangga di sepanjang perbatasan Gaza untuk menghalau aktivitas penggalian terowongan.

Masa Depan Hamas dalam Pemerintahan Gaza
Salah satu poin penting dalam diskusi ini adalah masa depan Hamas dan kelompok bersenjata lainnya di Gaza. Rencana dari Mesir mencakup pelucutan senjata kelompok-kelompok ini setelah pembentukan negara Palestina dengan perbatasan sebelum Perang Enam Hari 1967.

Otoritas Palestina akan diberdayakan untuk memerintah Gaza tanpa keterlibatan Hamas, sementara pasukan Arab dan internasional akan membantu mengelola keamanan di wilayah tersebut. Hamas sendiri dikabarkan bersedia menyerahkan pemerintahan Gaza kepada komite nasional, tetapi menolak dikecualikan dalam proses pemilihan anggota komite tersebut.

Dinamika Diplomasi: Arab Saudi dan AS
Arab Saudi memainkan peran strategis dalam negosiasi ini. Putra Mahkota Mohammed bin Salman dikabarkan menegaskan bahwa Riyadh lebih memilih solusi rekonstruksi dibandingkan relokasi warga Palestina. Arab Saudi juga menggunakan proses normalisasi hubungan dengan penjajah Israel sebagai alat diplomasi guna mendorong pembentukan negara Palestina.

Di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa jika Trump tetap memaksakan rencananya, Mesir dan Yordania dapat mengancam membatalkan perjanjian damai dengan penjajah Israel sebagai bentuk tekanan terhadap Washington.

Kesimpulan: Arah Masa Depan Gaza
Sementara dunia Arab bersatu dalam upaya membangun kembali Gaza, usulan Trump untuk relokasi warga Palestina menimbulkan kontroversi. Dengan berbagai tantangan di lapangan, termasuk penolakan penjajah Israel terhadap akses bahan rekonstruksi, masa depan Gaza masih menjadi teka-teki besar di panggung geopolitik global. (mul)


#Gaza #RekonstruksiGaza #Palestina #MiddleEast #TrumpPlan #Hamas #penjajah Israell #Mesir #ArabSaudi #GencatanSenjata


Berita Lainnya