Gaya Hidup

Tips Psikolog Cegah Post-Holiday Blues pada Anak

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
27 Juli 2024 13:00
Tips Psikolog Cegah Post-Holiday Blues pada Anak
Psikolog klinis anak lulusan Universitas Indonesia Saskhya Aulia Prima M.Psi (kanan) dalam diskusi 'Bye Bye Post Holiday Blues' yang digelar di Jakarta.

JAKARTA - Psikolog klinis anak dari Universitas Indonesia, Saskhya Aulia Prima M.Psi, memberikan beberapa tips untuk mencegah perasaan sedih atau kesepian pada anak setelah libur sekolah, salah satunya dengan mengembalikan rutinitas anak.

"Secara perlahan, kembalikan rutinitas anak karena biasanya saat liburan, urutan kegiatannya dari bangun pagi hingga menjelang tidur berbeda dengan saat sekolah," kata Saskhya dalam diskusi 'Bye Bye Post Holiday Blues' yang diadakan di Jakarta. Ia menjelaskan anak-anak sering mengalami post-holiday blues, yang bisa menimbulkan gejala seperti sedih, mudah marah, takut, dan cemas berkepanjangan setelah liburan.

Hal ini disebabkan oleh transisi yang mendadak dari mode liburan yang penuh perayaan, santai, dan menyenangkan, ke mode sibuk menjalani rutinitas harian. Meskipun perasaan ini biasanya tidak berlangsung lama, emosi yang dirasakan anak bisa sulit dikendalikan. Oleh karena itu, orang tua disarankan untuk mengembalikan rutinitas harian anak, seperti jam istirahat, bangun lebih pagi, dan urutan aktivitas lainnya.

Selain itu, ajak anak untuk membicarakan kegiatan atau situasi yang menyenangkan di sekolah. Orang tua bisa mengajak anak bercerita mengenai berbagai kegiatan atau situasi seru dan menyenangkan di sekolah. Selanjutnya, penting bagi orang tua untuk memberikan asupan nutrisi yang sehat serta menerapkan gaya hidup sehat agar anak lebih siap secara fisik dan mental.

Terakhir, berikan momen berkualitas antara orang tua dan anak untuk membantu persiapan mental dalam menghadapi situasi baru. "Quality time bersama anak bisa dilakukan dengan berbelanja. Ajak anak memilih sendiri keperluan sekolah agar mereka bersemangat dan percaya diri dengan barang-barang sesuai kesukaannya," ujarnya.

Saskhya juga menambahkan bahwa quality time dengan berbelanja keperluan sekolah tidak hanya membuat anak senang, tetapi juga memberikan edukasi tentang perencanaan kebutuhan, sehingga melatih rasa tanggung jawab. "Dengan mengajak mereka melakukan persiapan, anak-anak belajar banyak hal. Mereka belajar mengendalikan diri, membuat keputusan, menyusun prioritas, dan mencapai kesehatan mental yang lebih stabil," katanya. (ant)
 
 


Berita Lainnya