Gaya Hidup

Tips Edukasi Anak untuk Cegah Pelecehan Seksual

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
08 September 2024 11:00
Tips Edukasi Anak untuk Cegah Pelecehan Seksual
Ilustrasi pelecehan seksual terhadap anak.

JAKARTA - Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D., dan psikolog lulusan Universitas Indonesia, Rahmatika Septina Chairunnisa, M.Psi., membagikan beberapa tips kepada orang tua dalam mendidik anak-anak agar terhindar dari menjadi pelaku maupun korban pelecehan seksual.

"Anak-anak cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka. Oleh karena itu, orang tua, terutama ayah, harus memberikan contoh nyata tentang bagaimana menghormati orang lain, baik sesama jenis maupun lawan jenis," ujar Novi. Novi juga menekankan pentingnya berdialog dengan anak, agar mereka bisa berpikir kritis dan bertanggung jawab atas sikap mereka. Selain itu, penting bagi orang tua untuk mengajarkan anak tentang pentingnya menjaga tubuh mereka agar terhindar dari pelecehan seksual.

"Pendekatan terbaik adalah melalui dialog. Selain itu, anak-anak perlu didorong untuk melek literasi dan memiliki banyak referensi tentang pentingnya menjaga tubuh," tambah Novi. Ia juga menyarankan agar anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, diajarkan untuk mengenali dan menghargai tubuh mereka sendiri serta memahami dampak jangka panjang jika tidak menghormati orang lain.

Sementara itu, Rahmatika dari Sekolah Bianglala Bandung menyarankan agar orang tua membangun hubungan yang positif dengan anak. Selain mendengarkan dan memahami kebutuhan anak, orang tua juga perlu menetapkan aturan dan batasan yang harus dipatuhi anak agar mereka tidak bertindak di luar batas.

"Penting untuk menanamkan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga, budaya, dan agama sejak dini. Orang tua harus memberikan contoh penerapan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari," kata Rahmatika. Rahmatika juga menekankan pentingnya mengajarkan anak tentang menjaga tubuh mereka. Orang tua perlu memberi tahu anak mengenai bagian tubuh mana yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain.

"Ajarkan anak untuk memahami nama dan fungsi setiap bagian tubuhnya, sehingga mereka mengerti mengapa tubuh mereka harus dijaga," tambahnya. Ia juga menyarankan untuk menjelaskan situasi di mana sentuhan diperbolehkan, seperti saat diperiksa dokter atau dibantu membersihkan diri oleh orang tua.

Selain itu, Rahmatika menegaskan agar orang tua tidak memaksa anak untuk membalas pelukan atau ciuman dari orang lain, termasuk anggota keluarga, jika anak merasa tidak nyaman. Rahmatika juga menyarankan agar orang tua tidak menganggap pembahasan mengenai seksualitas sebagai hal yang tabu. Jika anak mulai penasaran, responsilah dengan tenang dan berikan penjelasan secara bertahap menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak.

"Orang tua juga bisa belajar bersama anak tentang seksualitas, baik melalui psikolog, dokter, atau video edukasi," ujarnya. Ia menekankan pentingnya menanamkan rasa percaya diri pada anak, sehingga mereka tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekitar mereka. (ant)


Berita Lainnya