Internasional

Tak Setuju Usulan RI, Ukraina Ogah Genjatan Senjata dengan Rusia

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
06 Juni 2024 16:30
Tak Setuju Usulan RI, Ukraina Ogah Genjatan Senjata dengan Rusia
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memberikan keterangan kepada wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (6/6/2024).

JAKARTA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyatakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky belum menyetujui usulan Indonesia untuk melakukan gencatan senjata dalam konfliknya dengan Rusia.

Hal tersebut disampaikan Prabowo setelah melaporkan kepada Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, terkait pertemuannya dengan Zelensky di Forum Shangri-La Dialogue di Singapura beberapa waktu lalu. "Saudara-saudara sekalian, saya baru saja melaporkan hasil pertemuan-pertemuan saya selama dua hari di Singapura. Saya bertemu dengan berbagai tokoh, menteri-menteri pertahanan dari beberapa negara. Saya juga jumpa dengan Presiden Zelensky. Saya lapor ke Presiden," kata Prabowo dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Prabowo menjelaskan dalam pertemuannya dengan Zelensky, ia mencoba meyakinkan Zelensky dengan menawarkan jasa baik Indonesia untuk mendorong gencatan senjata. "Beliau masih belum setuju dengan usul-usul kami, tapi kami terus akan berusaha," jelas Prabowo. Prabowo mengatakan pertemuannya dengan Zelensky di sela Forum Shangri-La Dialogue di Singapura terjadi atas permintaan Zelensky sendiri. Dalam kesempatan tersebut, Zelensky mengundang Prabowo untuk menghadiri KTT Perdamaian Perang Rusia-Ukraina di Jenewa, Swiss.

"Memang beliau (Zelensky) minta khusus ketemu Indonesia, dan ketemu saya. Beliau mengundang saya ke Jenewa, tapi tentunya nanti Presiden, Menlu, dan mungkin juga Menko Polhukam akan membahas sikap final Indonesia. Apakah kita hadir atau tidak," kata Prabowo. Prabowo menambahkan bahwa banyak negara merasa KTT Perdamaian harus dihadiri oleh semua pihak terkait, termasuk Rusia dan Ukraina. Namun, kabar terakhir yang diterima menunjukkan bahwa Rusia tidak diikutsertakan dalam KTT Perdamaian di Jenewa tersebut. (ant)
 
 


Berita Lainnya