Bisnis

Social Ecopreneur Manfaatkan Even ILBI untuk Kembangkan Bisnis Sampah

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
09 Maret 2024 12:30
Social Ecopreneur Manfaatkan Even ILBI untuk Kembangkan Bisnis Sampah
Fasilitas waste station yang dikelola Rekosistem di Kawasan Blok M, Jakarta Selatan.

JAKARTA -  Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendorong para "Social Ecopreneur" untuk memanfaatkan kesempatan yang muncul dari pembahasan konvensi iklim "Intergovernmental Negotiating Committee" (INC)-IV terkait "International Legally Binding Instrument (ILBI) on Plastic Pollution, Including in The Marine Environment" yang akan berlangsung pada April mendatang.

Tujuan dari konvensi ini adalah menciptakan instrumen internasional yang mengikat secara hukum untuk mengakhiri pencemaran plastik, terutama di lingkungan laut. Direktur Pengelolaan Sampah Kemen-LHK, Novrizal Tahar, mengungkapkan konsep dasar dari "International Legally Binding Instrument on Plastic Pollution, Including in The Marine Environment" adalah untuk mengurangi sampah plastik dari sumbernya hingga akhir dengan kerja sama bersama.

Novrizal juga menekankan bahwa "Social Ecopreneur" adalah pengusaha yang tidak hanya fokus pada keuntungan tetapi juga pada penanggulangan masalah sosial dan lingkungan. Sebagai contoh, Rekosistem, sebuah perusahaan teknologi iklim asal Indonesia, berhasil mendapatkan investasi sekitar Rp75 miliar pada Agustus 2023 dalam putaran investasi yang dipimpin oleh Skystar Capital, dengan dukungan dari East Ventures, Provident, dan investor lainnya.

Novrizal berharap "Social Ecopreneur" dan perusahaan seperti Rekosistem dapat menjadi pilihan baru untuk pengelolaan sampah di Indonesia. Kemen-LHK memiliki target untuk menurunkan jumlah sampah hingga 40 juta ton pada tahun 2030 dan berharap "Social Ecopreneur" dapat membantu mencapai target ini.

Rekosistem telah berhasil mengelola total 35 ribu ton sampah pada tahun 2023. CEO dan Co-founder Rekosistem, Ernest Layman, menjelaskan perusahaannya masih fokus pada solusi pengelolaan sampah di kawasan permukiman dan berkolaborasi dengan pemerintah atau perusahaan swasta di pulau Jawa.

Rekosistem juga mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui kampanye #PilahKemasSetor, di mana masyarakat dapat menukar sampah anorganik di "Reko Waste Station" dengan poin hadiah yang dapat ditukar menjadi saldo e-wallet atau hadiah lainnya. Aplikasi Rekosistem dapat membantu masyarakat menemukan "Reko Waste Station" terdekat dengan mudah. Pada tahun 2023, tercatat 53.600 setoran sampah ke 40 "Reko Waste Station" dan "Drop Box" yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya. (ant)
 
 
 
 


 
 
 


Berita Lainnya