Internasional

Rusia Tegaskan Hak Rakyat Palestina di Gaza Tak Terbantahkan

Redaksi — Satu Indonesia
9 hours ago
Rusia Tegaskan Hak Rakyat Palestina di Gaza Tak Terbantahkan
Pertukaran sandra yang dilakukan oleh HAMAS penuh dengan kesan positiv karena sandera tidak terlihat depresi (Foto: Istimewa)

RAKYAT PALESTINA, termasuk yang berada di Jalur Gaza, memiliki hak yang tidak dapat diganggu gugat untuk tinggal di tanah mereka. Hal ini ditegaskan oleh Kremlin pada Jumat (31/01/25) sebagai respons terhadap usulan kontroversial dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza ke Mesir dan Yordania.

“Jalur Gaza adalah bagian integral dari wilayah masa depan Negara Palestina, bersama dengan Yerusalem Timur dan Tepi Barat. Hak rakyat Palestina, termasuk hak tinggal di tanah mereka, adalah hak yang tidak bisa dipertanyakan,” tegas Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, dalam konferensi pers di Saransk.

Rusia menyatakan dukungan terhadap solusi politik yang komprehensif untuk konflik Palestina-Israel, berdasarkan hukum internasional yang diakui secara global, termasuk resolusi PBB dan Prakarsa Perdamaian Arab. Tujuannya adalah mendirikan Negara Palestina merdeka dengan batas tahun 1967 dan Yerusalem Timur sebagai ibu kota, berdampingan damai dengan Israel.

Usulan Trump Tuai Kecaman Global

Presiden Trump sebelumnya menyarankan agar Yordania dan Mesir menampung warga Palestina yang mengungsi dari Gaza. Pernyataan ini memicu kecaman luas dari berbagai negara dan organisasi internasional, termasuk PBB.

“Hanya solusi dua negara yang dapat memastikan perdamaian abadi di Timur Tengah,” tambah Zakharova, menegaskan posisi Rusia yang konsisten dalam mendukung hak-hak rakyat Palestina.

Pertukaran Sandera dan Tahanan Palestina-Israel Berlanjut

Di tengah ketegangan tersebut, Hamas dan Israel sepakat melakukan pertukaran sandera dan tahanan pada Sabtu (1/2/2025). Setidaknya tiga sandera Israel, yaitu Yaden Bibas, Keith Siegel (warga AS), dan Ofer Kalderon (warga Perancis), dibebaskan Hamas. Sebagai imbalannya, Israel membebaskan 183 tahanan Palestina, dua kali lipat dari laporan awal.

Sejak gencatan senjata di Gaza diberlakukan pada 19 Januari, Hamas telah membebaskan total 15 sandera yang ditahan sejak serangan 7 Oktober 2023. Sementara itu, Israel telah membebaskan ratusan tahanan Palestina, sebagian besar perempuan dan anak di bawah umur.

Pertukaran sandera ini adalah yang keempat sejak dimulainya gencatan senjata. Meski diwarnai insiden saat pembebasan di Khan Younis pada 30 Januari, proses pertukaran tetap berlanjut dengan pengawasan ketat dari Komite Palang Merah Internasional (ICRC) untuk memastikan keamanan semua pihak. (mul)


#Palestina #GazaUnderAttack #SolidarityWithPalestine #FreePalestine #HumanRights #MiddleEastPeace #StopTheOccupation #SaveGaza #IsraelPalestineConflict #InternationalLaw


Berita Lainnya