Bisnis

Rupiah Melemah Karena Data Tenaga Kerja AS Lebih Tinggi

Redaksi — Satu Indonesia
09 Oktober 2023 09:45
Rupiah Melemah Karena Data Tenaga Kerja AS Lebih Tinggi
Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). (Foto: ANTARA)

JAKARTA - Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan dikarenakan data tenaga kerja AS Non Farm Payrolls (NFP) pada bulan September 2023 melebihi perkiraan yang ada.

Menurutnya, "Data tenaga kerja AS NFP yang mencerminkan jumlah pekerja di luar sektor pertanian dan pemerintahan untuk bulan September, naik secara signifikan melebihi perkiraan, yaitu sebanyak 336 ribu orang dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebanyak 171 ribu orang." Ini merupakan peningkatan yang sangat berarti.

Peningkatan ini dianggap sebagai indikasi bahwa kondisi ketenagakerjaan di AS tetap solid dan mendukung kebijakan suku bunga tinggi yang diterapkan AS untuk mengendalikan atau menurunkan inflasi menuju target 2 persen.

Kepala Ekonom JPMorgan Chase AS, Michael Ferroli, pada tanggal 6 Oktober 2023, menyatakan bahwa laporan pekerjaan yang melampaui perkiraan tidak akan mempengaruhi keputusan Federal Reserve untuk menghentikan kenaikan suku bunga pada bulan November 2023. Meskipun begitu, data yang menunjukkan peningkatan inflasi yang tidak terduga bisa menjadi faktor yang mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga.

Menurut CME FedWatch Tool, pasar memperkirakan peluang sekitar 68 persen bahwa The Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga pada bulan November 2023. Sementara untuk bulan Desember 2023, perkiraannya mencapai 58 persen bahwa The Fed akan melakukan jeda dalam kenaikan suku bunga.

Selain itu, penguatan dolar AS juga dipengaruhi oleh sentimen yang menghindari risiko akibat konflik antara Hamas dari Palestina dengan Israel. Ariston Tjendra mengemukakan bahwa pasar kemungkinan memperhitungkan potensi eskalasi perang dalam pengaruh pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

Ariston menyimpulkan dengan menyatakan, "Potensi pelemahan rupiah bisa menuju Rp15.650 per dolar AS, dengan kemungkinan adanya support di sekitar Rp15.580 per dolar AS."

Pada hari Senin pagi, nilai tukar rupiah dalam perdagangan antar bank di Jakarta mengalami pelemahan sebesar 0,20 persen atau 32 poin menjadi Rp15.645 per dolar AS, dibandingkan dengan posisi sebelumnya sebesar Rp15.613 per dolar AS. (ant)


Berita Lainnya