Gaya Hidup

Quality Time dengan Anak Ternyata Berdampak sangat Serius, Simak!

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
01 Februari 2024 10:30
Quality Time dengan Anak Ternyata Berdampak sangat Serius, Simak!
Psikolog pendidikan lulusan Universitas Indonesia Orissa Anggita Rinjani M.Psidi Jakarta, Rabu (31/1/2024)

JAKARTA - Psikolog pendidikan lulusan Universitas Indonesia Orissa Anggita Rinjani M.Psi, menyoroti pentingnya menghabiskan waktu berkualitas bersama anak. Hal ini akan memberikan dampak positif pada kepribadian anak di masa dewasa.

Orissa menyatakan hubungan yang kuat antara orang tua dan anak dapat membawa dampak positif, seperti meningkatkan pandangan positif sebagai individu. Anak yang memiliki secure attachment atau ikatan yang kuat dengan orang tua cenderung lebih berani eksplorasi, mandiri, mampu menunda keinginan, dan memiliki regulasi emosi yang lebih baik. Orissa menekankan orang tua yang memiliki koneksi baik dengan anak lebih mampu membentuk perilaku yang diinginkan.

Selain itu, hubungan yang erat antara ibu dan anak akan membentuk pola hubungan anak dengan orang lain di masa dewasa. Hal ini mencakup kemampuan bersikap empati dalam pertemanan dan dapat mengurangi risiko anak terjerumus ke dalam perilaku obat terlarang dan masalah perilaku lainnya.

Orissa juga menyoroti hubungan dekat antara orang tua dan anak dapat membantu mengurangi tekanan dari kelompok teman sebaya terkait perilaku bermasalah pada masa remaja. Psikolog ini menegaskan bahwa masa remaja bukan hanya rentan karena kedekatan dengan kelompok, tetapi juga karena tekanan yang mungkin diberikan oleh kelompok tersebut.

Meskipun membangun waktu berkualitas seringkali terhambat oleh kesibukan orang tua yang bekerja, Orissa menekankan pentingnya menjaga sisa waktu yang ada agar tetap berkualitas. Dukungan emosional dan keterlibatan positif orang tua tetap dianggap sebagai kunci utama dalam membentuk ikatan atau bonding pada hubungan anak dan orang tua.

Orissa memberikan beberapa tips bagi orang tua untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama anak, termasuk menyisihkan minimal 15 menit sebelum atau sesudah bekerja untuk melakukan kegiatan bersama seperti rutinitas sarapan, gerakan bersama, membaca buku, atau pijat. Ritual keluarga yang memiliki muatan emosional juga dapat diciptakan, seperti tarian khusus atau permainan bersama.

Selain bermain bersama, Orissa menekankan pentingnya sentuhan dari ibu sebagai upaya membangun rasa percaya diri, rasa dicintai, dan mengurangi stres pada anak. Sentuhan fisik, seperti pelukan, diyakini dapat memberikan dampak psikologis positif, terutama dalam mengatasi situasi sedih atau stres, dan berpengaruh pada perkembangan intelektual anak.

Orissa menyatakan anak yang tidak mendapatkan waktu berkualitas bersama orang tua akan mengalami kesulitan dalam mencapai tugas perkembangan sesuai usianya dan menghadapi kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain.

Menurut Orissa, kurangnya kelekatan sejak kecil dapat berdampak negatif pada kemampuan anak dalam berinteraksi dan mengutarakan keinginan, yang pada gilirannya mempengaruhi tugas perkembangan lainnya. Orissa menjelaskan dampak negatif ini melibatkan kesejahteraan emosional anak dan dapat memengaruhi rasa aman dan psikologisnya.

Secara piramida kebutuhan, ketika kebutuhan dasar anak terpenuhi, seperti makan dan kebutuhan fisik lainnya, anak juga perlu merasakan keamanan dan rasa dicintai agar perkembangan aktualisasi dan kepercayaan diri dapat berkembang. Orissa menekankan jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, tugas perkembangan anak akan terdampak, baik dari segi kognitif maupun psikologis.

Orissa memberikan saran kepada orang tua untuk tetap meluangkan waktu bersama anak, meskipun mereka memiliki keterbatasan waktu karena keharusan bekerja. Setidaknya, dia menyarankan untuk melibatkan minimal 15 menit waktu bersama anak, dengan fokus pada interaksi dan bukan hanya memberikan instruksi.

Orissa menyarankan agar waktu yang terbatas tersebut dimanfaatkan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak, bukan hanya memberikan instruksi. Dia menekankan pentingnya membangun koneksi emosional dengan anak melalui obrolan dan kontak mata. Dengan mengajak anak berbicara, frekuensi sentuhan juga akan meningkat, seperti pelukan atau mengusap kepala, yang dapat memberikan muatan emosional dan membantu membangun hubungan yang kuat.

Orissa menyimpulkan meskipun waktu bersama anak mungkin terbatas, kualitas interaksi dan pembangunan hubungan emosional dengan anak tetap memiliki nilai yang sangat berharga. (ant)

​​​​​


Berita Lainnya