Otomotif

Penjualan Mobil Nissan Stabil tapi Produksi Anjlok

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
30 November 2024 09:00
Penjualan Mobil Nissan Stabil tapi Produksi Anjlok
Produksi mobil Nissan.

JAKARTA - Produsen otomotif Nissan tengah berada dalam kondisi kritis yang disebut oleh CEO-nya sebagai "mode darurat." Hal ini terjadi setelah sebelumnya perusahaan mengumumkan pengurangan tenaga kerja secara besar-besaran dan kemungkinan perlambatan pengembangan.

Dikutip dari Carscoops pada Sabtu, situasi semakin kompleks akibat perubahan dinamika perdagangan global, terutama ancaman tarif baru yang memberikan tekanan signifikan bagi Nissan.

Produksi global Nissan sepanjang tahun ini turun 7,1 persen, dengan penurunan tajam di beberapa pasar utama. Produksi di Amerika Serikat anjlok 10,6 persen, di Jepang turun 7,4 persen, dan di China - salah satu pasar terpenting Nissan - merosot drastis hingga 12,1 persen. Di sisi lain, Meksiko menjadi satu-satunya negara yang mencatat peningkatan produksi sebesar 9,8 persen. Namun, ketergantungan yang tinggi pada pasar Meksiko menimbulkan kekhawatiran akan risiko yang mungkin dihadapi di masa depan.

Penurunan produksi semakin nyata dalam data pada Oktober, di mana produksi di Amerika Serikat dan China masing-masing turun 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Inggris bahkan mencatat penurunan lebih besar sebesar 22 persen. Sementara itu, Meksiko kembali menunjukkan tren positif dengan kenaikan produksi 12 persen dibandingkan Oktober 2023.

Meski menghadapi penurunan produksi, penjualan global Nissan tetap stabil. Secara tahunan, penjualan meningkat tipis sebesar 0,1 persen. Hingga akhir Oktober 2023, Nissan mencatat penjualan global sebesar 2.774.297 unit, dan angka ini naik sedikit menjadi 2.777.398 unit pada periode yang sama tahun 2024. Namun, keberlanjutan pertumbuhan ini hingga akhir tahun masih diragukan.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi Nissan adalah ancaman tarif 25 persen dari Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap produk impor dari Kanada dan Meksiko. Kebijakan ini diperkirakan akan berdampak besar pada Nissan dibandingkan produsen lain seperti Ford, mengingat besarnya ketergantungan Nissan pada fasilitas produksinya di Meksiko.

Sumber internal Nissan menyatakan perusahaan memiliki waktu sekitar 12 hingga 14 bulan untuk memperbaiki kondisi ini. Jika tidak ada perubahan signifikan, tekanan yang terus meningkat dapat membuat situasi Nissan semakin memburuk. Dengan tantangan besar yang dihadapi, waktu akan menjadi faktor penentu antara keberlanjutan atau kejatuhan Nissan di panggung otomotif global. (dan)


Berita Lainnya