Internasional
Penjajah Israel-Palestina: Indikasi Pelanggaran Gencatan Senjata dan Eskalasi Konflik
PALESTINA– Gencatan senjata antara penjajah Israel dan Hamas yang mulai berlaku pada Minggu (19/01/25) kini menghadapi tantangan serius. Analis politik Mohamad Elmasry menilai bahwa penjajah Israel tidak menunjukkan komitmen penuh terhadap kesepakatan tersebut.
"Ada indikasi kuat bahwa penjajah Israel tidak menanggapi ketentuan gencatan senjata dengan serius. Bahkan ada rencana untuk melanjutkan pertempuran sebelum tahap kedua perjanjian diberlakukan," ujar Elmasry kepada Al Jazeera, Rabu (22/01/25).
Elmasry juga menyoroti pelanggaran yang terjadi, termasuk video yang memperlihatkan pasukan penjajah Israel menembak warga Palestina di Gaza.
"Itu adalah pelanggaran yang jelas, tetapi tidak ada kecaman dari Amerika Serikat, yang seharusnya memastikan kelangsungan gencatan senjata," tambahnya.
Tuntutan Penjajah Israel dan Smotrich
Menurut laporan Middle East Eye, Menteri Keuangan penjajah Israel Bezalel Smotrich menginginkan jaminan bahwa pasukan penjajah Israel akan kembali ke Jalur Gaza dan tetap mengontrol distribusi bantuan kemanusiaan.
"Tanpa kembali sepenuhnya ke perang, kami akan mengundurkan diri," tegas Smotrich.
Kesepakatan gencatan senjata ini, yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS, mencakup pertukaran sandera dan tahanan. Puluhan sandera yang ditawan Hamas akan dibebaskan dengan imbalan ratusan tahanan Palestina di penjajah Israel.
Krisis Kemanusiaan di Jenin dan Gaza
Sementara itu, konflik di Jenin, Tepi Barat, terus memanas. Serangan militer penjajah Israel pada Selasa (21/01/25) menewaskan 10 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya. Direktur Rumah Sakit al-Razi, Fawwaz Hammad, melaporkan bahwa ambulans dihalangi pasukan penjajah Israel untuk menjangkau korban.
Serangan juga menghancurkan 80 persen bangunan di Gaza utara, menurut Kementerian Pekerjaan Umum Gaza. Sekitar 300.000 warga Palestina kini kehilangan tempat tinggal.
Reaksi Internasional
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menyambut baik gencatan senjata ini dan menyerukan implementasi penuh dari semua fase kesepakatan.
Namun, statistik korban sejak eskalasi konflik pada 7 Oktober 2023 tetap mencengangkan. Perang di Gaza telah menewaskan 47.107 warga Palestina dan melukai 111.147 orang. Di sisi lain, serangan Hamas pada hari pertama konflik menewaskan 1.139 warga penjajah Israel dan menyebabkan lebih dari 200 orang ditawan.
Harapan Perdamaian
Meski ada upaya mediasi internasional, ketegangan di wilayah tersebut menunjukkan bahwa jalan menuju perdamaian masih panjang. Pelanggaran gencatan senjata dan eskalasi serangan menjadi pengingat bahwa stabilitas di Palestina dan penjajah Israel memerlukan komitmen nyata dari semua pihak. (mul)
#IsraelPalestineConflict #SaveGaza #PeaceForPalestine #HumanRights #BreakingNews #JeninUnderAttack #ASEANForPeace #MiddleEastUpdates