Internasional
Penjajah Israel Dikecam karena Paksa Tawanan Palestina Kenakan Kaos Bernuansa Rasis
![Penjajah Israel Dikecam karena Paksa Tawanan Palestina Kenakan Kaos Bernuansa Rasis](https://satuindonesia.co/assets/uploads/2025/02/penjajah-israel-dikecam-karena-paksa-tawanan-palestina-kenakan-kaos-bernuansa-rasis-67b206f814619.jpeg)
PALESTINA - Penjajah Israel kembali menuai kecaman internasional setelah beredar foto-foto yang menunjukkan para tawanan Palestina dipaksa mengenakan kaos dengan simbol Bintang Daud serta tulisan dalam bahasa Arab: "Kami tidak akan melupakan atau memaafkan." Langkah ini dinilai sebagai bentuk penghinaan dan pelanggaran hak asasi manusia.
Pertukaran Tawanan yang Memicu Kontroversi
Pada Sabtu (15/02/25), sebanyak 369 warga Palestina dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran dengan tiga tawanan penjajah Israel di Gaza. Namun, sebelum dibebaskan, Dinas Penjara penjajah Israel merilis foto beberapa tahanan yang mengenakan kaos bernuansa provokatif tersebut. Tindakan ini memicu kemarahan luas dan dianggap sebagai bentuk pelecehan terhadap para tahanan Palestina.
Saat tiba di Gaza, beberapa mantan tahanan langsung membakar kaos tersebut sebagai bentuk protes. Rekaman yang diambil oleh Al Jazeera menunjukkan mereka melepaskan dan membakar pakaian itu sesampainya di Rumah Sakit Eropa Gaza di Khan Younis.
Kecaman dari Berbagai Pihak
Hamas langsung mengecam tindakan penjajah Israel, menyebutnya sebagai "kejahatan rasis" yang melanggar hukum internasional dan nilai-nilai kemanusiaan.
"Kami mengutuk kejahatan pendudukan dengan menempelkan slogan-slogan rasis di punggung tahanan heroik kami. Ini adalah bentuk kekerasan dan pelecehan yang mencederai hukum internasional," kata Hamas dalam pernyataan resminya.
Kelompok Jihad Islam Palestina juga menegaskan bahwa tindakan ini merupakan penghinaan yang disengaja terhadap rakyat Palestina. Bahkan, di internal penjajah Israel sendiri, keputusan ini menuai kritik. Laporan dari Otoritas Penyiaran penjajah Israel menyebutkan bahwa kebijakan tersebut dibuat oleh Komisaris Penjara penjajah Israel, Kobi Yaacobi, tanpa persetujuan eselon politik pemerintah.
ICRC Serukan Pembebasan yang Lebih Bermartabat
Komite Palang Merah Internasional (ICRC), yang memfasilitasi pertukaran tawanan, mendesak agar proses pembebasan di masa depan dilakukan dengan lebih bermartabat.
"Meskipun kami telah berulang kali menyerukan agar semua pemindahan dilakukan dengan cara yang bermartabat dan pribadi, lebih banyak yang harus dilakukan oleh semua pihak, termasuk para mediator, untuk memastikan hal ini di masa depan," tulis ICRC dalam pernyataan resminya.
Penghinaan yang Terstruktur
Analis politik Xavier Abu Eid menilai insiden ini bukan sekadar kebijakan sesaat, melainkan bagian dari pola penghinaan sistematis terhadap tahanan Palestina.
"Ini bukan pertama kalinya tahanan Palestina dipermalukan. Ini adalah strategi yang sudah berlangsung lama untuk merendahkan mereka, tidak hanya secara individu tetapi juga untuk menghancurkan semangat kolektif rakyat Palestina," kata Abu Eid kepada Al Jazeera dari Betlehem, Tepi Barat.
Sejak gencatan senjata diberlakukan pada Januari 2025, total 24 tawanan penjajah Israel dan 985 warga Palestina telah dibebaskan. Namun, insiden kaos provokatif ini menyoroti bagaimana pertukaran tahanan masih sarat dengan elemen propaganda dan penghinaan, yang semakin memperumit upaya perdamaian di kawasan tersebut. (mul)
#penjajah Israel #Palestina #HumanRights #ICRC #Gaza #Hamas #JihadIslam #PrisonerExchange #FreePalestine