Metropolitan

Pasukan Polri Basmi Preman di Tanjung Priok

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
26 Juli 2024 17:30
Pasukan Polri Basmi Preman di Tanjung Priok
Wakapolres Metro Jakarta Utara memimpin apel besar di Terminal Tanjung Priok untuk membasmi aksi premanisme di kawasan tersebut pada Jumat (26/7/2024).

JAKARTA - Polres Metro Jakarta Utara menggelar apel besar di Terminal Bus Tanjung Priok untuk memberantas aksi premanisme dan memastikan tidak ada lagi tindak pidana di terminal tersebut.

"Intinya pagi ini, kami bersinergi untuk mengambil tindakan terhadap segala bentuk premanisme atau kejahatan yang ada di terminal ini," kata Wakapolres Metro Jakarta Utara, AKBP Wahyudi, di Jakarta, Jumat. Ia menegaskan jika masih ditemukan aksi premanisme atau bentuk kejahatan lainnya, pihaknya akan memproses secara tegas dan sesuai prosedur yang berlaku.

"Kami akan proses dan tindak lanjuti secara prosedural," ujar Wahyudi. Kegiatan ini bertujuan untuk menekan tindak kriminal di terminal bus, yang wajib dibersihkan dari segala bentuk tindak pidana tersebut. "Tidak boleh ada lagi aksi kriminal, khususnya di terminal ini, stasiun, dan umumnya di wilayah Jakarta Utara," tambahnya.

Apel ini akan digelar rutin setiap hari, dan apel besar akan diadakan sebulan sekali di terminal ini sebagai upaya pemberantasan premanisme. "Kami telah sepakat dengan Danramil, Camat, Kepala Terminal Tanjung Priok, dan kepala PO untuk bersinergi menjaga masyarakat yang menggunakan fasilitas ini agar merasa nyaman dan aman," jelas Wahyudi.

Kepala Terminal Bus Tanjung Priok, Muzofar Surya Alam, mengakui terminal ini sebelumnya identik dengan masalah kriminal. Pihaknya sedang berbenah diri dan bekerja sama dengan jajaran kepolisian untuk mengatasi masalah ini. Menurut Muzofar, keterbatasan jumlah anggota menjadi penyebab sulitnya menangkap pelaku aksi kejahatan.

"Menangkap pelaku kejahatan bisa berbahaya bagi kami. Pernah anggota saya secara refleks ikut menangkap, malah dia jadi korban kena tebas," ungkapnya. Sejak insiden tersebut, pihaknya lebih memilih menahan diri dan melaporkan tindak kriminal yang terjadi langsung ke pos polisi di terminal.

"Penjambretan sering dilakukan dengan sepeda motor, sedangkan penodongan sudah tidak ada lagi. Laporan yang sering kami terima terkait penjambretan," tutup Muzofar. (ant)


Berita Lainnya