Internasional

Parlemen Korea Selatan Gelar Voting Pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol di Tengah Ketegangan Politik

Mulyana — Satu Indonesia
14 Desember 2024 22:16
Parlemen Korea Selatan Gelar Voting Pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol di Tengah Ketegangan Politik
Seorang pedemo perempuan membawa papan bertuliskan, Yoon Suk Yeol harus lengser, dalam aksi damai di Seoul, (4/12/24) (Foto: Istimewa)

SEOUL - Parlemen Korea Selatan pada Sabtu (14/12/24) sore menggelar pemungutan suara kedua terkait pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol. Voting ini dilakukan setelah Presiden Yoon sebelumnya memberlakukan darurat militer hanya beberapa jam sebelum sidang dimulai. Pemungutan suara dimulai sekitar pukul 16.30 waktu setempat, dengan resolusi pemakzulan membutuhkan minimal 200 suara agar dapat disahkan.

Langkah ini menjadi upaya kedua dalam seminggu terakhir untuk memberhentikan Presiden Yoon setelah kegagalan sebelumnya akibat kebijakan darurat militer yang kontroversial. Untuk mencapai ambang batas 200 suara, oposisi perlu meyakinkan delapan anggota parlemen dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP), partai konservatif pendukung Yoon. Hingga saat ini, tujuh anggota PPP telah menyatakan dukungan mereka untuk pemakzulan.

Dukungan dan Penolakan di Jalanan Seoul
Ketegangan politik ini memicu aksi massa besar-besaran di ibu kota. Seorang pejabat kepolisian Seoul menyebutkan bahwa sekitar 200.000 orang berkumpul di luar gedung parlemen untuk mendukung pemakzulan Presiden Yoon. “Jika Yoon tidak dimakzulkan hari ini, saya akan kembali minggu depan,” ujar Yoo Hee-jin (24), salah satu pengunjuk rasa.

Di sisi lain, sekitar 30.000 pendukung Presiden Yoon berkumpul di dekat alun-alun Gwanghwamun. Mereka menyanyikan lagu-lagu patriotik sambil mengibarkan bendera Korea Selatan dan Amerika Serikat. “Yoon tidak punya pilihan selain mengumumkan darurat militer. Saya mendukung setiap keputusan yang diambilnya,” kata Choi Hee-sun (62), salah satu pendukung Yoon.

Oposisi Tegaskan Pentingnya Pemakzulan
Partai Demokrat, sebagai oposisi utama, menegaskan bahwa pemungutan suara ini merupakan langkah terakhir untuk melindungi Konstitusi, supremasi hukum, demokrasi, dan masa depan Korea Selatan. “Kami tidak bisa lagi menahan kegilaan Yoon,” ujar juru bicara Partai Demokrat, Hwang Jung-a.

Di luar gedung parlemen, suasana demonstrasi berlangsung intens. Para relawan membagikan penghangat tangan, kopi, dan makanan untuk para demonstran yang menghadapi suhu dingin di bawah nol derajat. Beberapa pengunjuk rasa bahkan menyediakan bus sebagai tempat istirahat bagi orang tua dan anak-anak.

Kim Deuk-yun (58), salah satu peserta aksi, mengaku membatalkan rencana hikingnya untuk bergabung dalam demonstrasi. “Saya datang ke sini untuk mendukung sesama warga negara saya,” katanya.

Prospek Politik Korea Selatan
Presiden Yoon Suk Yeol bersikeras mempertahankan posisinya dan menuduh oposisi bersekongkol dengan musuh komunis negara itu. Namun, jika pemakzulan disahkan, Korea Selatan akan memasuki babak baru dalam sejarah politiknya yang penuh gejolak. (mul)

#ImpeachmentYoon #DemokrasiKorea #DaruratMiliterKorea #SolidaritasRakyat

 


Berita Lainnya