Opini

Nothing to Lose, Trump Berlakukan Tarif Resiprokal Putaran Kedua Kepada China

Oleh: Anthony Budiawan 

Anthony Budiawan — Satu Indonesia
09 April 2025 09:25
Nothing to Lose, Trump Berlakukan Tarif Resiprokal Putaran Kedua Kepada China
Ilustrasi - Donald Trump (Foto: Satuindonesia.co/Mulyana)

TRUMP memberlakukan tarif impor dasar 10 persen kepada semua produk impor dari seluruh negara di dunia pada 2/4/2025, ditambah tarif resiprokal yang besarnya berbeda untuk setiap negara.


China dikenakan tarif resiprokal 54 persen yang merupakan tarif tertinggi dari semua negara.


Tentu saja China harus menunjukkan kekuatannya. China tidak bisa diperlakukan ‘sewenang-wenang’ oleh pihak manapun.


Sehari kemudian, China melakukan pembalasan, atau retaliasi, dengan mengenakan tarif resiprokal balasan sebesar 34 persen terhadap semua produk Amerika.


Retaliasi China tersebut dapat dipahami sebagai pengakuan secara tidak langsung bahwa China hanya dapat menerima kenaikan tarif impor sebesar 20 persen. Jangan 54 persen.


Antara mengejutkan dan tidak, Trump kemudian memberlakukan retaliasi kembali, menghidupkan mesin tarif resiprokal putaran kedua kepada China. Besarnya tidak tanggung-tanggung, 50 persen. Sehingga, total tarif impor produk China ke Amerika mencapai 104 persen.


Hal ini menunjukkan, Trump sangat serius dengan kebijakan tarif resiprokal-nya. Tekad Trump untuk mengurangi defisit neraca perdagangan AS tidak bisa ditawar. Bagi Trump, tidak ada titik mundur. 


Trump meyakinkan rakyat Amerika, “kita pasti akan memperoleh kesepakatan yang adil. Kalau tidak, kita tidak perlu berbisnis lagi dengan mereka.”


Trump said: "We're going to get fair deals and good deals with every country, and if we don't, then we're going to have nothing to do with them."(Sumber)

Bagi Trump, kalau Amerika tidak berbisnis lagi dengan dunia luar, Amerika tidak akan rugi. Amerika bisa ‘menghemat’ satu triliun dolar AS setiap tahun. 


Yang jelas, tarif resiprokal putaran kedua ini akan membawa resesi ekonomi dunia semakin dalam. 


Permainan belum selesai. Jauh dari selesai. Mungkin masih ada negara yang akan mengikuti jejak China untuk melakukan retaliasi kepada Amerika. Atau mungkin China akan membalas lagi tarif resiprokal putaran kedua Trump.


Kita hanya bisa menonton, sambil was-was. Nasib setiap orang di dunia dipertaruhkan di sini, dan pasti dalam posisi terjepit. Apapun hasilnya, mereka akan terhimpit resesi.


Penulis adalah Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)


Berita Lainnya