Metropolitan

Menengok Terowongan Silaturahmi yang Dibangun dengan Gaya Modern 

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
05 September 2024 09:30
Menengok Terowongan Silaturahmi yang Dibangun dengan Gaya Modern 
Terowongan Silaturahmi yang merupakan penghubung antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta.

JAKARTA - Corporate Secretary PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Ermy Puspa Yunita, mengungkapkan arsitektur "Terowongan Silaturahmi," yang sempat dikunjungi oleh Paus Fransiskus, dirancang dengan gaya modern dan menggunakan material transparan pada bagian eksteriornya.

Ermy menjelaskan desain terowongan ini memungkinkan visual Masjid Istiqlal dapat terlihat jelas dari Gereja Katedral tanpa terhalang. "Terowongan Silaturahmi tidak hanya menjadi penghubung antara dua tempat ibadah tersebut, tetapi juga menjadi simbol kerukunan antarumat beragama, khususnya antara umat Islam dan Katolik," ujarnya.

Terowongan Silaturahmi memiliki panjang 28,3 meter, tinggi 3 meter, dan lebar 4,1 meter, dengan total luas area terowongan mencapai 136 meter persegi, serta luas keseluruhan area selter dan terowongan sebesar 226 meter persegi. Terowongan ini menjadi salah satu lokasi yang dikunjungi oleh Paus Fransiskus dalam rangkaian kunjungannya ke Jakarta, selain kunjungannya ke Masjid Istiqlal.

Ermy menyatakan Waskita Karya merasa bangga dapat berperan dalam pembangunan "Terowongan Silaturahmi" serta merenovasi Masjid Istiqlal. "Kami berkomitmen untuk menjaga nilai sejarah, budaya, dan kemegahan Masjid Istiqlal yang telah menjadi perhatian dunia," tambahnya.

Renovasi Masjid Istiqlal, yang dikerjakan oleh Waskita, berlangsung selama dua tahun, mulai dari 2019 hingga Januari 2021. Dalam proyek tersebut, Waskita melakukan pembaruan pada sistem pencahayaan dengan teknologi modern sebagai bagian dari inovasi bangunan ramah lingkungan. Selain pencahayaan di dalam masjid, pencahayaan di luar juga ditingkatkan, termasuk penerangan pada kubah masjid sehingga terlihat lebih megah pada malam hari. Ermy juga menjelaskan  sungai yang mengalir di sekitar Masjid Istiqlal turut diperbarui agar tampil lebih rapi dan estetis.

Renovasi ini tidak hanya memperbaiki fungsi masjid sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjaga elemen arsitektur, seni, dan estetika yang ada. "Meskipun tampilan masjid tampak baru setelah renovasi, nilai-nilai cagar budaya dari bangunan tetap dipertahankan," jelasnya. Renovasi ini merupakan yang pertama dilakukan setelah 42 tahun, dengan biaya sebesar Rp 511 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Ermy berharap Masjid Istiqlal dapat menjadi kebanggaan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kunjungan Paus Fransiskus ke Istiqlal semakin menegaskan posisi masjid ini sebagai simbol penting di tanah air. (ant)
 
 


Berita Lainnya