Internasional

Mantan PM Israel Serukan untuk Hancurkan Fasilitas Nuklir Iran

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
02 Oktober 2024 17:00
Mantan PM Israel Serukan untuk Hancurkan Fasilitas Nuklir Iran
Hujan rudal Iran di Tel Aviv Israel

JAKARTA - Mantan Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, menyerukan serangan untuk menghancurkan fasilitas nuklir Iran, setelah serangan besar-besaran dengan rudal yang diluncurkan Iran ke Israel. "Kita harus bertindak sekarang untuk menghancurkan program nuklir Iran, fasilitas energinya, dan melumpuhkan rezim teroris ini," tulis Bennett di platform X, beberapa jam setelah serangan rudal Iran terhadap Israel pada Selasa (1/10/2024).

"Kita punya alasan yang cukup. Kita punya alat untuk melakukannya. Kini setelah Hizbullah dan Hamas lumpuh, posisi Iran menjadi terekspos," tambah Bennett, dikutip dari AFP pada Rabu (2/10/2024). Sementara itu, pemimpin oposisi utama Israel, Yair Lapid, juga menegaskan bahwa Iran harus membayar "harga yang mahal dan signifikan" atas serangan rudal tersebut. "Teheran tahu bahwa Israel akan datang. Responsnya harus tegas dan memberikan pesan kuat kepada poros teror di Suriah, Irak, Yaman, Lebanon, Gaza, dan Iran sendiri," ujar Lapid, yang pernah menjabat sebagai perdana menteri pada 2022.

Iran dituduh sedang mengembangkan senjata nuklir, meskipun negara itu berulang kali menyatakan bahwa program nuklirnya bertujuan damai. Di sisi lain, Israel secara luas diyakini memiliki senjata nuklir, tetapi tidak pernah secara resmi mengakuinya. Serangan rudal pada Selasa merupakan serangan langsung kedua dari Iran terhadap Israel, menyusul serangan rudal dan drone pada April lalu sebagai balasan atas serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah.

Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) menyatakan serangan itu ditargetkan pada "tiga pangkalan militer" di sekitar Tel Aviv, serta pangkalan udara dan radar Israel. Menurut pernyataan IRGC, meskipun beberapa area dilindungi oleh sistem pertahanan udara yang canggih, sekitar "90 persen" dari rudal yang diluncurkan berhasil mencapai target di Israel.

IRGC juga memperingatkan bahwa jika Israel membalas secara militer, mereka akan menghadapi "serangan yang dahsyat dan menghancurkan," yang dianggap sebagai hak legal Iran menurut hukum internasional. (ant)


Berita Lainnya