Laporan Gaza

Malaysia Resmi Mundur Dari Pameran Buku Frankfurt Demi Bela Palestina

Redaksi — Satu Indonesia
19 Oktober 2023 09:39
Malaysia Resmi Mundur Dari Pameran Buku Frankfurt Demi Bela Palestina
Foto arsip - Frankfurt Book Fair 2015 Suasana di salah satu gedung penyelenggaraan "Frankfurt Book Fair 2015" di Frankfurt, Jerman, Kamis (15/10). Dalam pameran buku terbesar sedunia yang diikuti lebih dari 100 negara itu, Indonesia menjadi tamu kehormatan dengan tema "17.000 Islands of Imagination" (Foto: ANTARA)

KEDAH, MALAYSIA - Penerbit buku, hingga Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia menyatakan mundur dari Pameran Buku Frankfurt yang berlangsung di Frankfurt, Jerman, setelah Menteri Pendidikan Malaysia Fadhlina Sidek menyatakan negaranya  mundur dari pameran buku itu demi mendukung penuh Palestina.

Dalam pernyataan media penerbit buku perdagangan Malaysia, PTS Media Group Sdn Bhd yang diterima di Alor Setar, Kedah, Kamis (19/10/23), perusahaan itu memutuskan  menarik diri dari keikutsertaan sebagai peserta Pameran Buku Frankfurt 2023, akibat sikap penyelenggara pameran itu.

Penerbit Malaysia itu menyatakan tetap berkomitmen terhadap kemajuan kesusastraan berbagi pengetahuan dan pertukaran budaya.

Mereka berharap keputusan itu memberikan kesadaran lebih luas mengenai situasi saat ini dan mendorong dialog dan solusi damai di Palestina.

Sejalan dengan sikap pemerintah Malaysia terhadap konflik Palestina-Israel, Kamar Bahasa dan Sastra (DBP) juga memutuskan mundur dari Pameran Buku Frankfurt 2023.

Kementerian Pendidikan Malaysia (KPM) memutuskan mundur dari pameran yang sedang berlangsung di Jerman itu, kata Menteri Pendidikan Malaysia Fadhlina Sidek.

Keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan sikap pro-Israel dan dukungan terang-terangan penyelenggara pameran  kepada Israel.

Kementerian Pendidikan tidak akan pernah berkompromi melawan kekerasan dan invasi Israel di Palestina karena hal ini terang-terangan melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia, kata Fadhlina.

Keputusan KLH ini sejalan dengan sikap pemerintah Malaysia yang selalu bersolidaritas dan mendukung penuh Palestina, sambung Fadhlina.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada Rabu mengulangi lagi pernyataan bahwa posisi Malaysia jelas, tidak setuju dengan tindakan apa pun yang berdampak buruk kepada rakyat tak berdosa di Palestina.

Ia menyebut pengeboman brutal Israel ke Rumah Sakit Al-Ahli al-Arab di Utara Gaza yang menyebabkan 500 lebih orang termasuk perempuan dan anak-anak tewas, sudah sampai pada tahap gila dan tidak berperikemanusiaan.

Anwar kembali menegaskan Malaysia mengutuk sekeras-kerasnya perbuatan itu dan mendesak agar serangan segera dihentikan. (ant)


Berita Lainnya