Internasional
MAKSA! Mesir tetap menolak Usulan Trump Soal Relokasi Warga Gaza
Penolakan Mesir Terhadap Usulan Trump: Krisis Gaza dan Tekanan Diplomatik
JAKARTA - Meskipun mendapat tekanan internasional, pejabat Mesir dengan tegas menolak usulan kontroversial dari Donald Trump terkait rencana "pembersihan Gaza". Usulan tersebut mencakup pemindahan paksa sekitar 2,3 juta penduduk Gaza ke negara-negara tetangga, sebuah inisiatif yang memicu kecaman luas di tingkat global.
Pejabat Mesir menyuarakan kekhawatiran serius atas rencana tersebut, memperingatkan dampak kemanusiaan dan politik yang signifikan. Mereka menekankan bahwa pelaksanaan rencana tersebut sangat sulit dilakukan karena risiko ketidakstabilan regional.
Dalam pertemuan diplomatik, utusan Amerika Serikat bertemu dengan tokoh masyarakat Mesir dan dua pemimpin partai politik untuk mengevaluasi sikap Mesir terhadap rencana tersebut. Diskusi ini bertujuan untuk memahami apakah demonstrasi publik di Mesir mencerminkan sentimen anti-AS yang lebih luas atau sekadar penolakan terhadap rencana pemindahan paksa warga Gaza.
Menurut laporan Al-Araby Al-Jadeed (Senin, 3 Februari 2025), utusan AS secara terbuka membahas protes yang terjadi di Mesir, mengindikasikan bahwa aksi tersebut merupakan respons langsung terhadap kebijakan Amerika. Seorang sumber diplomatik senior Mesir menegaskan bahwa dukungan dari komunitas Arab sangat penting untuk memperkuat posisi Kairo dalam menolak rencana tersebut.
Meskipun mendapat penolakan keras, Trump tetap bertekad melanjutkan usulannya. Namun, pejabat Mesir menegaskan komitmen mereka untuk mengeksplorasi solusi alternatif yang menjamin keamanan penjajah Israel tanpa harus menggusur warga Palestina dari tanah mereka.
Dua sumber—satu diplomatik dan satu politik—mengungkapkan bahwa kunjungan utusan AS ini kemungkinan besar terkait dengan pertemuan yang disebut Trump saat berbicara kepada wartawan di atas Air Force One. Trump mengklaim telah berdiskusi dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, meskipun pejabat Mesir membantah adanya pembicaraan tersebut.
Pada Sabtu, kepresidenan Mesir mengonfirmasi bahwa Sisi menerima panggilan telepon dari Trump. Menurut juru bicara kepresidenan Mesir, Mohamed El-Shenawy, kedua pemimpin berdiskusi mengenai implementasi tahap pertama dan kedua dari perjanjian gencatan senjata di Gaza, yang ditengahi Mesir, Qatar, dan AS. Mereka juga membahas percepatan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
El-Shenawy menambahkan bahwa Sisi menekankan pentingnya mencapai perdamaian abadi di wilayah tersebut. Trump dipandang sebagai tokoh kunci dalam upaya menengahi resolusi bersejarah bagi konflik panjang ini, meskipun banyak pihak meragukan komitmen sejati AS terhadap perdamaian. (mul)
#GazaCrisis #EgyptDiplomacy #FreePalestine #MiddleEastNews #USPolitics #PeaceForGaza #HumanRights #BreakingNews #InternationalRelations