Bisnis

Lesunya Industri Otomotif di NKRI, Gaikindo Desak Pemerintah Beri Insentif

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
06 Juli 2024 13:30
Lesunya Industri Otomotif di NKRI, Gaikindo Desak Pemerintah Beri Insentif
Sejumlah mobil baru terparkir di pabrik otomotif di Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

JAKARTA - Asosiasi Kendaraan Bermotor Indonesia, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), menyatakan insentif dari pemerintah dapat membantu menghidupkan kembali industri otomotif yang lesu pada kuartal pertama 2024.

"Pemerintah perlu mempertimbangkan kembali memberikan insentif berupa penurunan bahkan penghapusan PPnBM (Pajak Penjualan Atas Barang Mewah) untuk produk-produk tertentu," kata Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto.

Jongkie menjelaskan insentif telah terbukti menjadi salah satu cara paling efektif untuk mengatasi penurunan penjualan di industri otomotif. Dia mencontohkan program relaksasi PPnBM Ditanggung Pemerintah (DTP) yang diluncurkan pada Maret 2021. Program ini berhasil meningkatkan utilisasi industri otomotif nasional yang anjlok selama pandemi COVID-19.

"Setelah insentif dijalankan, penjualan langsung naik secara signifikan. Saat PPnBM dihapus sementara, penjualan meningkat drastis. Stimulus ini bertujuan agar pabrik-pabrik, termasuk pabrik komponen, tetap berjalan. Kita sudah buktikan bahwa penerimaan pemerintah melonjak naik. Saya harap pemerintah bisa mempertimbangkan hal ini," ujar Jongkie.

Selain meminta insentif dari pemerintah, Gaikindo juga terus berusaha meningkatkan utilisasi industri otomotif nasional dengan mengadakan berbagai pameran otomotif untuk menarik lebih banyak konsumen. Salah satunya adalah Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 yang akan diadakan di ICE BSD, Tangerang, pada 18-28 Juli 2024.

"Pameran seperti GIIAS, Jakarta Auto Week, dan lainnya diharapkan bisa meningkatkan minat pembeli. Merek-merek juga meluncurkan model baru, memberikan promosi tambahan seperti diskon dan kemudahan pembayaran, yang bertujuan untuk menaikkan angka penjualan," tambah Jongkie.

Gaikindo mencatat penjualan retail sepanjang Januari hingga Mei 2024 mencapai 361.698 unit, turun 14,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 422.514 unit. Pada Maret 2019, penjualan mobil mencapai sekitar 46.544 unit dan menurun pada April dan Mei menjadi 40.000 unit dan 40.137 unit. Selama awal pandemi, penjualan menurun menjadi 44.844 unit, dengan penurunan terendah pada April dan Mei 2020, hanya 9.426 dan 6.907 unit.

Setelah program relaksasi PPnBM DTP diterapkan, penjualan mobil dalam skema relaksasi meningkat. Penjualan whole sales pada semester pertama 2021 tercatat sebanyak 52.909 unit pada Januari, 49.202 unit pada Februari, 84.915 mobil pada Maret, 78.908 mobil pada April, 54.815 unit pada Mei, dan 72.720 unit pada Juni, berdasarkan catatan Gaikindo. (ant)
 
 


Berita Lainnya