Internasional
Krisis Air Bersih di Gaza Parah, Warga Terancam Tewas Kehausan
GAZA - Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) telah memberikan peringatan serius terkait krisis kemanusiaan di Jalur Gaza. Mereka menyoroti kekurangan air bersih dan penyebaran penyakit di tengah serangan terus-menerus oleh pasukan Israel.
UNRWA mencatat bahwa mereka telah mengirimkan hampir 20.000.000 liter air ke masyarakat Gaza. Namun, jumlah ini masih tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan penduduk setempat. Akses terbatas terhadap air bersih dan sanitasi menjadi masalah utama karena serangan militer yang terus berlanjut.
"Air adalah kehidupan dan Gaza menghadapi krisis kehabisan air. Akses yang terbatas ini sangat terkait dengan pemboman berkelanjutan yang dilakukan pasukan Israel," ujar UNRWA.
Mereka memperingatkan krisis kemanusiaan semakin memburuk karena terbatasnya pengiriman bantuan dan rusaknya infrastruktur. Situasi ini meningkatkan risiko penyebaran penyakit di kalangan ribuan orang yang rentan.
"Tanpa air bersih, risiko kematian akibat kekurangan cairan dan penyakit akan meningkat. Kondisi ini tidak manusiawi, dengan banyak orang berjuang untuk bertahan hidup tanpa kebutuhan dasar," tambah UNRWA.
Sebagai organisasi kemanusiaan terbesar di Jalur Gaza, UNRWA berkomitmen untuk terus melakukan pekerjaan yang sangat dibutuhkan untuk mendukung masyarakat di tengah kondisi yang semakin sulit ini.
Perlu dicatat bahwa konflik ini dimulai setelah serangan kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober 2023, yang kemudian diikuti oleh serangan mematikan oleh pasukan Israel. Dampaknya termasuk ribuan korban jiwa, puluhan ribu luka, dan sebagian besar penduduk Gaza menjadi pengungsi dengan keterbatasan sumber daya dasar. (ant)