Gaya Hidup

Kiat Hindari Jeratan Judi Online

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
17 Maret 2024 14:30
Kiat Hindari Jeratan Judi Online
Ilustrasi - Petugas menghitung uang dolar AS di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (21/7/2022).

JAKARTA - Memperkuat literasi finansial digital dan menjauhi utang merupakan kiat-kiat yang bisa dilakukan untuk terhindar dari jeratan judi online, menurut pemerhati budaya siber Zahid Asmara.

"Dalam menghadapi dampak negatif perkembangan teknologi digital, termasuk judi online, masyarakat perlu memahami literasi finansial digital," ujar Zahid dalam lokakarya bertema “Stop Judi Online! Cegah Efek Berkepanjangan untuk Kesehatan Mental dan Finansial” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika di Gowa, Sulawesi Selatan.

Literasi finansial digital merupakan pemahaman tentang layanan keuangan dan metode pembayaran yang menggunakan teknologi digital. Zahid menekankan dengan meningkatkan literasi finansial digital, seseorang dapat lebih memahami cara menggunakan layanan keuangan online dan menyadari bahaya judi online.

Selain meningkatkan literasi finansial digital, kiat lainnya yang bisa dilakukan untuk menghindari judi online adalah membatasi akses ke platform digital, mengubah pola pikir konsumtif menjadi investasi, lebih sering menggunakan transaksi tunai, dan menjauhi utang. Sani Widowati, Princeton Bridge Year On-Site Director Indonesia, menyatakan bahwa Indonesia memiliki jumlah pemain judi online terbanyak di dunia, mencapai 201.122 orang, menurut data Drone Emprit. Jenis-jenis judi online yang populer termasuk mesin slot, permainan kartu, dadu, taruhan olahraga, hingga perjudian terkait lowongan pekerjaan.

Menurut Sani, desain permainan judi online dirancang sedemikian rupa agar memberikan dampak psikologis yang kuat kepada pemain, seperti merangsang fungsi kognitif otak dengan tampilan visual menarik, efek audio, dan efek getar yang dirasakan ketika pemain menang besar. “Efek-efek tersebut merangsang hipotalamus di otak untuk menghasilkan hormon dopamin, yang memicu perasaan senang dan menggugah kita untuk terus mencari sensasi itu lagi dan lagi,” ujarnya.

Meskipun menyadari risikonya, banyak masyarakat yang tetap bermain judi online karena dipicu rasa penasaran, tekanan lingkungan, dan kondisi psikologis yang buruk. "Mereka yang terjebak dalam perjudian online sering mengalami kerugian besar, termasuk kehilangan harta benda, berutang, kehilangan hubungan sosial, dan kehilangan kendali diri," kata Sani.

Lokakarya literasi finansial digital ini merupakan bagian dari program Indonesia Makin Cakap Digital yang digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. (ant)
 
 
 
 


Berita Lainnya