Internasional

Kelompok Militan Lebanon dan Irak Tambah Gencar Gempur Israel dan AS

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
23 Januari 2024 21:21
Kelompok Militan Lebanon dan Irak Tambah Gencar Gempur Israel dan AS
Sejumlah warga Palestina memeriksa bangunan yang hancur setelah serangan udara Israel di kota Rafah di Jalur Gaza selatan, Jumat (5/1/2024).

TEHERAN  - Kelompok-kelompok militan di Lebanon dan Irak melancarkan lebih banyak serangan menyasar pasukan Israel dan Amerika Serikat di wilayah tersebut. Hal itu sebagai tanggapan terhadap kejahatan Israel yang terus berlanjut terhadap Palestina di Jalur Gaza.

Pada Senin malam (22/1/2024), kelompok gerakan perlawanan Hizbullah meluncurkan serangan rudal yang menargetkan tentara Israel di sekitar pemukiman di wilayah Palestina yang diduduki. Serangan tersebut diumumkan melalui jaringan berita Al Mayadeen dan menargetkan pemukiman Even Menachem. Ini merupakan serangan rudal kedua dalam waktu sekitar satu pekan yang menghantam pemukiman di mana tentara Israel berkumpul untuk pertemuan. Tidak ada laporan langsung mengenai kematian, cedera, atau kerusakan material dari serangan tersebut.

Perlawanan terus berlanjut antara kedua belah pihak dengan pertukaran tembakan artileri dan roket sejak Israel melancarkan perang genosida di Gaza pada awal Oktober. Hizbullah menyatakan serangan terhadap Israel akan berhenti hanya jika rezim mengakhiri serangan gencarnya terhadap warga Palestina.

Sementara itu, Perlawanan Islam Irak menargetkan pangkalan AS di ladang gas alam Koniko di provinsi Deir ez-Zor timur Suriah dengan rudal. Pangkalan ini menjadi sasaran tiga kali pada Senin sebagai tanggapan terhadap dukungan AS terhadap kejahatan rezim Zionis di Gaza.

Sejak dimulainya genosida oleh rezim Zionis di Gaza, kelompok-kelompok perlawanan di wilayah tersebut, termasuk Lebanon, Irak, dan Yaman, telah menargetkan fasilitas Israel dan Amerika sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina yang tertindas.

Perlawanan Islam Irak telah secara konsisten menargetkan pangkalan dan fasilitas AS di Irak dan Suriah selama tiga bulan terakhir, sejalan dengan meningkatnya sentimen anti-Amerika di seluruh wilayah. Kelompok perlawanan regional telah memperingatkan bahwa serangan mereka terhadap pangkalan Amerika akan terus berlanjut selama Washington terus mendukung rezim Zionis dan kejahatan terhadap Palestina. (ant)
 
 
 


Berita Lainnya