Laporan Haji 2023
Jamaah Tinggalkan Madinah, Makkah Penuh Sesak
MAKKAH - Suasana Makkah al-Mukarramah mulai padat dipenuhi jamaah haji yang berdatangan dari Madinah dan seluruh dunia. Tak sedikit jamaah haji yang kesulitan untuk berjalan menuju Masjidil Haram, terutama saat akan melaksanakan ibadah Shalat Jumat (16/6/2023) kemarin.
“Madinah mulai sepi, karena jamaah sudah bergerak ke Makkah, mengambil miqot di Bir Ali. Saya sudah di Makkah, suasana benar-benar penuh sesak. Mau ke Masjid saja sulit,” lapor Maudy Alvi, wartawan satuindonesia.co yang tengah berada di tanah suci.
Alvi melaporkan, shuttle bus yang disiapkan selama 24 jam untuk pergi dan pulang hotel-Masjid pun semakin tidak terjangkau oleh jamaah, karena jamaah harus menunggu lama. “Shuttle bus tertahan di jalan, sempat kosong. Padahal ketika situasi masih normal, shuttle bus selalu ada. Bagi jamaah yang nggak kuat menunggu, mereka lebih memilih naik taksi,” ujar Alvi.
Jamaah mau tidak mau harus mengeluarkan biaya taksi, dari 5 Riyal hingga 20 Riyal per orang, untuk taksi yang diisi maksimal 5 orang. “Tergantung jaraknya. paling murah, satu orang harus membayar 5 Riyal,” jelas Alvi.
Penuh sesaknya Makkah oleh jamaah haji bahkan berpengaruh kepada pasokan makanan harian. Direktur Bina Haji Kemenag Arsad Hidayat secara terpisah mengatakan, rata-rata layanan katering bagi jemaah selama tinggal di Mekkah berlangsung dalam rentang 22 hari. Namun, ada fase dimana layanan katering jamaah di Makkah akan berhenti sementara.
“Menjelang dan setelah puncak haji, layanan katering di Makkah akan berhenti sementara. Tepatnya, pada 7 Dzulhijjah serta 14 dan 15 Dzulhijjah 1444 H,” terang Arsad Hidayat di Madinah, Minggu (11/6/2023).
Dijelaskan Arsad, penghentian sementara layanan katering pada tanggal-tanggal tersebut dikarenakan kondisi di Makkah sudah sangat padat. Jemaah dari seluruh dunia sudah berada di Makkah. Sehingga sering terjadi kemacetan dan itu tidak memungkinkan dilakukan proses distribusi katering.
“Jangankan wilayah yang jauh, kawasan yang dekat hanya sekitar dua kilometer pun harus ditempuh dalam waktu lama. Kalau ada katering, kemungkinan akan terlambat sampai jemaah,” sambungnya.
Dalam fase penghentian sementara layanan katering, jemaah dapat membeli makanan pada sejumlah pedagang yang berjualan di dekat hotel.
Sementara pada fase puncak haji, 8 sampai 13 Dzulhijjah, jamaah tetap mendapatkan layanan katering. Layanan itu diberikan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina).
“PPIH telah bekerja sama dengan muassasah/masyariq untuk menyiapkan 16 kali layanan katering pada fase Armuzna,” tegas Arsyad.
Khusus untuk jemaah yang mengambil nafar awal, kembali ke Makkah pada 12 Dzulhijjah, mereka juga belum mendapat layanan catering di hotelnya. Sebab, saat itu layanan katering masih dipusatkan di Mina.
“Layanan katering pada hotel di Makkah akan mulai diberikan kembali pada 16 Zulhijjah 1444 H. Layanan ini akan diberikan kepada jemaah yang belum habis paket kateringnya yang sebanyak 66 kali makan di Makkah,” tandasnya.
Menjelang wukuf di Arafah, kegiatan jamaah haji memang difokuskan di Makkah. Bahkan Pelayanan jamaah di Daker Madinah juga telah berakhir pada 16 Juni 2023 kemarin. “Layanan di Madinah sudah ditutup sejak Jum’at (16/6/2023), kecuali untuk layanan jamaah kuota tambahan yang mendarat di bandara Madinah,” kata Kepala Daker Madinah Zaenal Muttaqin. (*)