Internasional
Israel Kritik Paus Fransiskus Terkait Pernyataan tentang Serangan Gaza
JAKARTA - Israel menyampaikan kritik tajam terhadap pernyataan Paus Fransiskus yang menyebut pengeboman di Gaza, Palestina, sebagai "kekejaman." Pernyataan ini muncul setelah serangan udara Israel menewaskan tujuh anak dari satu keluarga di wilayah tersebut.
Pernyataan Paus Fransiskus yang Memicu Kontroversi
Paus Fransiskus menyebut serangan terhadap anak-anak di Gaza sebagai tindakan yang tidak manusiawi.
"Kemarin mereka tidak mengizinkan Patriark (Yerusalem) masuk ke Gaza seperti yang dijanjikan. Kemarin anak-anak dibom. Ini kekejaman, ini bukan perang," ujar Paus kepada pejabat Takhta Suci, Jumat (20/12/24).
Paus menambahkan bahwa serangan tersebut sangat menyentuh hatinya, menggarisbawahi dampak kemanusiaan dari konflik di Gaza.
Respons Israel terhadap Kritik Paus
Kementerian Luar Negeri Israel menanggapi keras, menuduh Paus Fransiskus memiliki "standar ganda" dalam menilai situasi konflik.
"Pernyataan Paus sangat mengecewakan karena tidak sesuai dengan konteks sebenarnya dan faktual dari perjuangan Israel melawan terorisme jihadis," kata Kemlu Israel seperti dikutip AFP, Minggu (22/12/24).
Israel juga menegaskan bahwa tindakan mereka adalah respons terhadap serangan kelompok Hamas, yang menewaskan 1.200 orang di Israel pada 7 Oktober 2023 dan menyandera ratusan lainnya.
"Kekejaman adalah teroris yang bersembunyi di balik anak-anak sambil mencoba membunuh anak-anak Israel. Kekejaman adalah menyandera 100 orang, termasuk bayi dan anak-anak," tambah pernyataan tersebut.
Dampak Serangan Israel di Gaza
Serangan udara besar-besaran Israel ke Gaza sejak Oktober 2023 telah menyebabkan lebih dari 45.000 korban jiwa, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Konflik ini juga memaksa jutaan warga Gaza untuk mengungsi dan menghadapi ancaman kelaparan.
Tensi Global Terkait Konflik
Konflik antara Israel dan Palestina terus memicu perhatian internasional. Pernyataan Paus Fransiskus ini menambah tekanan global terhadap tindakan militer Israel, sementara Israel terus mempertahankan posisinya melawan kelompok Hamas yang disebut sebagai ancaman eksistensial. (mul)