Internasional
Israel Invasi Dataran Tinggi Golan, PBB Perkuat Pasukan di Suriah
DAMASKUS – Situasi di Dataran Tinggi Golan memanas setelah invasi militer Israel ke wilayah Suriah yang tengah dilanda konflik internal. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merespons dengan mengirimkan tambahan pasukan penjaga perdamaian (UNDOF) untuk memperkuat posisi mereka di zona penyangga yang telah lama menjadi sumber ketegangan geopolitik.
Invasi Israel di Tengah Runtuhnya Rezim Assad
Setelah pemerintahan Bashar al-Assad tumbang pada Minggu (8/12/2024) akibat serangan pemberontak, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) meluncurkan operasi besar-besaran ke wilayah barat daya Suriah. Operasi ini mencakup serangan udara, darat, dan laut terhadap bekas pangkalan militer Suriah, termasuk fasilitas rudal, drone, dan senjata kimia.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut langkah ini sebagai “posisi pertahanan sementara” yang diperlukan untuk mencegah infiltrasi pasukan musuh. "Dataran Tinggi Golan akan menjadi bagian tak terpisahkan dari Israel selamanya," tegas Netanyahu dalam pidato dari wilayah tersebut.
PBB Desak Israel Hentikan Operasi Militer
PBB mengecam keras tindakan Israel, menyatakan bahwa invasi ini melanggar perjanjian gencatan senjata tahun 1974 yang mengatur zona penyangga antara wilayah yang diduduki Israel dan Suriah. Juru Bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric, menyatakan, “Pasukan penjaga perdamaian UNDOF harus diizinkan menjalankan mandat mereka tanpa hambatan. Semua pihak harus menghormati perjanjian dan menjaga stabilitas di Golan.”
Pejabat PBB juga melaporkan bahwa kebebasan bergerak pasukan UNDOF kini sangat terbatas akibat kehadiran militer Israel. Resolusi Dewan Keamanan PBB 350, yang menjadi dasar pembentukan UNDOF, tetap berlaku, namun pelaksanaannya terganggu oleh kondisi keamanan saat ini.
Reaksi Internasional dan Dampak Geopolitik
Invasi ini semakin memperumit konflik regional yang melibatkan Israel, Iran, Hizbullah, dan aliansi Poros Perlawanan. Dengan Suriah kehilangan kendali atas sebagian besar wilayahnya, situasi ini dapat memicu eskalasi lebih lanjut di kawasan Timur Tengah.
Sementara itu, Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Dannon, dalam suratnya kepada Dewan Keamanan PBB, menyatakan bahwa Israel tetap berkomitmen pada perjanjian gencatan senjata meskipun melancarkan operasi militer di zona penyangga.
Krisis Suriah: Jalan Panjang Menuju Perdamaian
Dataran Tinggi Golan, yang direbut Israel dalam Perang Enam Hari 1967, terus menjadi titik konflik strategis selama beberapa dekade. Invasi terbaru ini menambah babak baru dalam sejarah konflik panjang antara Israel dan Suriah.
PBB menyerukan deeskalasi dan solusi diplomatik untuk mencegah krisis ini meluas. Namun, dengan dinamika geopolitik yang semakin rumit, stabilitas di kawasan ini masih menjadi tantangan besar bagi komunitas internasional. (mul)
#GolanHeatsUp #MiddleEastConflict #UNPeacekeepers #IsraelSuriah #GeopolitikTimurTengah #NetanyahuSpeech