Laporan Haji 2023

Insiden Muzdalifah, 1 Jamaah Wafat, DPR RI Minta Petugas Haji yang Profesional

Redaksi — Satu Indonesia
30 Juni 2023 09:03
Insiden Muzdalifah, 1 Jamaah Wafat, DPR RI Minta Petugas Haji yang Profesional
TIDAK MAMPU MENAHAN - Antrean toilet di Mina.

MINA - Di tengah insiden jamaah haji Indonesia terlantar 10 jam di Muzdalifah ternyata terdapat satu jamaah yang meninggal dunia dan beberapa diantaranya pingsan. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief menyatakan, sejak di Arafah, tak sedikit jamaah yang kondisinya memang sudah sakit-sakitan. Sementara DPR RI minta agar Pemerintah Indonesia menempatkan petugas haji yang profesional. 

“Benar ada yang meninggal dan pingsan saat di Muzdalifah. Ada yang harus mendapat bantuan cairan dari petugas kesehatan. Tapi detailnya saya belum dapat informasi. Yang lebih paham petugas kesehatan,” kata Hilman Latief, mengutip keterangannya kepada Liputan 6 SCTV, Kamis (29/6/2023). 

Menurut Hilman, sejak di Arafah, jamaah haji Indonesia memang tak sedikit yang dalam keadaan tidak sehat. Dari Arafah lanjut mabit di  Muzdalifah, hingga kemudian terjadinya insiden Muzdalifah, dimana jamaah haji Indonesia terlantar akibat lambatnya kedatangan bus angkutan jamaah. 

“Saya tidak bisa mengatakan jamaah haji yang wafat karena dehidrasi ya. Karena memang sejak di Arafah sudah banyak yang tidak sehat. Petugas kesehatan yang lebih tahu,” ujar Hilman Latief. 

Ia sendiri sudah menyampaikan protes atas kelambanan Mashariq dalam menyiapkan layanan jemaah haji di Muzdalifah dan Mina. Mashariq merupakan singkatan dari Motawif Pilgrims for Southeast Asian Countries Co. Dia merupakan perusahaan yang menyediakan layanan haji lengkap untuk 130.000 jemaah dari Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand, dan Filipina selama musim haji 2023.

Menurut Hilman Latief, proses pemberangkatan jamaah dari Muzdalifah ke Mina mengalami keterlambatan, distribusi makanan yang terlambat, serta kasur yang kurang di Mina. "Kita sudah sampaikan protes keras ke Mashariq terkait persoalan yang terjadi di Muzdalifah. Kita juga meminta agar tidak ada persoalan dalam penyediaan layanan di Mina," tegas Hilman.

Ia berjanji akan mengawal penuntasan persoalan ini. “Kita akan terus kawal ini, agar Mashariq bergerak lebih cepat dalam penyiapan layanan bagi jemaah haji," lanjutnya.

Terpisah, anggota Timwas Haji DPR RI John Kennedy Aziz meminta Pemerintah untuk serius memperhatikan keluhan jemaah haji pasca terjadinya tragedi di Muzdalifah. Keluhan tersebut disampaikan usai dirinya mengunjungi Maktab nomor 54, yaitu jemaah haji yang berasal dari kloter 02 Kabupaten/Kota Pariaman dan Kota Padang.

 Para jamaah haji ini mengeluhkan momen-momen yang terjadi saat tragedi yang menelantarkan jutaan jemaah haji tersebut karena tidak segera terangkut oleh layanan jemputan. Keluhan tersebut mulai dari kepanasan, overcapacity tenda, hingga kurangnya fasilitas toilet.

 "Saya melihat secara langsung, bagaimana perkembangan jemaah haji setelah tragedi Muzdalifah. Mendengarkan cerita dari para jamaah haji, kita merasa prihatin bahwa mereka jam 2 siang panas-panasan masih berada di Muzdalifah. Bahkan di sana tidak ada makanan, serta minuman dan tidak ada suatu kepastian kapan jemaah haji akan sampai di Mina. Alhamdulilah sebagian besar sehat, tapi ada yang masih diinfus dan saya ikut berduka cita ada satu orang yang meninggal dari insiden tersebut," ujar John kepada wartawan saat mengunjungi sejumlah Maktab di Mina, Mekkah, Arab Saudi, Kamis (29/6/2023) waktu setempat.

 Politisi Fraksi Partai Golkar ini melanjutkan di sejumlah tenda, alat pendingin (AC) pun mati selama dua hari mereka tinggal. Selain itu, tenda mengalami over capacity karena yang semestinya hanya muat menampung 100-200 orang jamaah, namun diisi lebih dari setengah kali lipat jemaah haji.

 "Sehingga mengakibatkan para jemaah haji itu nongkrong-nongkrong dan tidur-tiduran di gang-gang kecil ini. Bahkan, ada yang kemudian kita lihat, mereka membuat tenda darurat yang diisi dengan kasur. Lalu, di setiap tenda ada yang kasurnya sudah lengkap tetapi banyak juga kasurnya yang kurang," ujar Anggota Komisi VIII DPR RI itu.

 John menegaskan, untuk pemerintah, saran-saran dari rakyat maupun Anggota DPR harus betul -betul diperhatikan. Setiap rapat, DPR menyerap aspirasi dari masyarakat lalu disampaikan kepada pemerintah. 

 "Bahkan terakhir kita rapat dengan pemerintah yang dihadiri oleh Menteri Agama. Itu sudah kita sampaikan rekayasa resiko-resiko seumpanya tiba -tiba terjadi, seperti insiden di  Muzdalifah kemarin. Dan kita berharap supaya antara DPR dengan pemerintah dapat bersinergi bersama -sama untuk memecahkan masalah -masalah mengenai pemberangkatan atau pelaksanaan ibadah haji," tutupnya.

Sementara Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menilai perlu ada perbaikan pengelolaan haji di masa mendatang. Hal itu ia sampaikan setelah melakukan pengawasan untuk evaluasi penyelenggaraan haji tahun ini.

Menurutnya, perbaikan dan penanganan lebih profesional diperlukan karena jemaah haji Indonesia begitu banyak, sedangkan fasilitas yang tersedia di sana terbatas. Ia minta petugas haji harus benar-benar tenaga berpengalaman dan profesional. 

"Saya rasa ada baiknya di tahun-tahun mendatang ditangani oleh yang lebih profesional agar segala sesuatu yang belum sempurna bisa disempurnakan," kata Dasco dalam keterangan yang diterima pada Kamis (29/6).

"Saya melihat bahwa karena jemaah Indonesia itu banyak sekali, dan juga fasilitas yang ada di sini memang terbatas." Hal tersebut juga disampaikan setelah menemukan beberapa hal yang dialami jemaah haji Indonesia, seperti soal minimnya toilet serta tenda yang begitu sesak.

Dasco dan rombongan disebut berkunjung ke Maktab 48 yang ditempati jemaah dari wilayah Jakarta dan Banten. Di bawah terik matahari yang lebih dari 40 derajat Celcius, Dasco dan rombongan membuka tenda, meninjau toilet, dan berinteraksi dengan jamaah.

Jemaah mengadukan sejumlah masalah di Maktab kepada Dasco, seperti toilet yang mampet, antrean panjang hingga soal sesaknya tenda. Dari Maktab 48, Dasco dan para anggota Timwas Haji DPR berkunjung ke Maktab 42 yang ditempati jemaah asal Jawa Timur dan Aceh. Di sana, mereka juga mengecek tenda, toilet, dan fasilitas kesehatan.

Mereka menemukan banyak jemaah haji perempuan yang menggelar kasur di samping toilet karena tenda yang begitu sesak dan tidak mendapatkan tempat. Ada pula jemaah yang tak dapat makanan sejak Rabu (28/6) malam.

Dasco berada di Mina untuk melakukan pengawasan pukul 9.00 WIB. Ia hadir didampingi anggota Timwas Haji DPR Abdul Wachid, M. Husni, Maman Imanulhaq dan Rano Al Fath. (abi/alvi/sa)


Berita Lainnya