Gaya Hidup

Ingat Bunda, MPASI Buatan Sendiri Itu Lebih Baik dari Beli

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
23 Juni 2024 11:00
Ingat Bunda,  MPASI Buatan Sendiri Itu Lebih Baik dari Beli
Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan penyakit Metabolik IDAI DR. Dr. Titis Prawitasari, SpA(K) dalam HUT ke-70 IDAI di Jakarta, Sabtu (22/6/2024).

JAKARTA - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menegaskan Makanan Pendamping ASI (MPASI) buatan rumah yang disiapkan oleh orang tua memiliki kualitas nutrisi yang lebih baik dibandingkan MPASI yang dijual di pinggir jalan.

“Hal ini perlu diperhatikan dari segi mikronutriennya, yang sering kali jauh tertinggal. Meskipun labelnya menyebutkan bahan seperti ayam-bayam atau brokoli-salmon, kita harus mempertanyakan apakah itu benar-benar organik dan sesuai standar industri atau hanya rumahan,” ujar Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI, Dr. Titis Prawitasari, SpA(K) dalam acara HUT ke-70 IDAI di Jakarta .

Menanggapi maraknya penjualan MPASI dalam wadah di sudut-sudut gang di Jakarta, Dr. Titis menekankan makanan tersebut belum tentu higienis karena kemungkinan proses pembuatannya yang tidak sesuai standar. Ada kekhawatiran bahwa MPASI yang dijual tersebut dapat mengandung bakteri karena dibiarkan di luar ruangan dalam waktu yang lama atau tidak tersertifikasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Jika organiknya sesuai definisi BPOM, baru bisa diklaim sebagai organik. Namun, jika komersial rumahan, izinnya berasal dari dinas setempat, bukan BPOM. Ini harus dievaluasi,” kata Dr. Titis. Selain masalah perizinan, kandungan dan takaran nutrisi dari MPASI juga perlu dicermati. Terkadang, ada MPASI yang dibuat dalam jumlah besar namun kandungan gizinya kurang.

Oleh karena itu, Dr. Titis menyarankan agar orang tua, terutama ibu pekerja, bijak dalam memilih MPASI yang dibeli, memastikan asupan gizi anak tetap terjaga, terhindar dari bakteri, dan tidak tergiur oleh harga murah saja. Menurutnya, akan lebih baik jika MPASI dibuat langsung di rumah. Ibu dapat memastikan proses pembuatan terhindar dari berbagai kontaminasi bakteri, dan cita rasa serta takarannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan anak. Menu yang dibuat pun bisa lebih bervariasi.

Dr. Titis juga mengingatkan orang tua untuk tidak memberikan MPASI sebelum anak berusia enam bulan. Hal ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan saluran cerna anak tertutup atau tersumbat akibat ketidakmampuan anak mencerna tekstur makanan yang terlalu kasar.

“Ini juga bisa menjadi jalan transfer infeksi dari ibu ke bayi. Saran saya, jika bayi belum siap, kita harus memberikan makanan yang cair karena mereka baru bisa menghisap dan menelan, belum bisa mengunyah. Mengunyah pada awal hanya untuk mengantar makanan dari depan ke belakang, jadi diperlukan makanan yang halus,” kata Dr. Titis. (ant)
 
 


Berita Lainnya