Metropolitan

Heru Ogah Akui Semua Penganggur di Jakarta Adalah Warganya

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
05 Agustus 2024 13:00
Heru Ogah Akui Semua Penganggur di Jakarta Adalah Warganya
Penjabat Gubernur Heru Budi Hartono saat dijumpai di Gedung PKK Melati, Jakarta Selatan, Senin (5/8/2024).

JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono, menyatakan tidak semua pengangguran di wilayahnya adalah warga asli Jakarta, meskipun data menunjukkan tingginya angka pengangguran di DKI Jakarta akibat kasus PHK.

"Berdasarkan data, memang PHK tinggi. Namun, data tersebut juga menunjukkan mereka yang kehilangan pekerjaan tidak semuanya adalah warga Jakarta atau warga yang sudah lama tinggal," kata Heru saat ditemui di Jakarta Selatan, Senin. Heru menjelaskan lebih lanjut beberapa dari orang-orang tersebut merupakan warga yang datang ke Jakarta dan tinggal bersama keluarga atau kerabatnya dengan jaminan lain sesuai dengan aturan kependudukan.

Beberapa dari mereka masih belum mendapatkan pekerjaan, dan mereka pun terdata dalam angka PHK di Jakarta. Terkait dengan korban PHK di DKI Jakarta, Heru mengatakan bahwa Pemprov Jakarta akan memberikan fasilitas pelatihan kerja kepada warga yang terkena PHK tersebut.

"Iya, kami fasilitasi (korban PHK)," ujar Heru. Sebelumnya diberitakan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) mencatat tenaga kerja atau buruh yang dilaporkan terkena PHK paling banyak terdapat di Provinsi DKI Jakarta.

Kasus PHK di DKI Jakarta mencapai 23,29 persen dari jumlah keseluruhan kasus yang dilaporkan hingga Juni 2024. Berikut adalah 10 provinsi dengan PHK terbanyak pada periode Januari-Juni 2024, dikutip dari laman Satu Data Kemenaker:
 

  1. DKI Jakarta: 7.469 tenaga kerja;
  2. Banten: 6.135 tenaga kerja;
  3. Jawa Barat: 5.155 tenaga kerja;
  4. Jawa Tengah: 4.275 tenaga kerja;
  5. Sulawesi Tengah: 1.812 tenaga kerja;
  6. Bangka Belitung: 1.527 tenaga kerja;
  7. Riau: 833 tenaga kerja;
  8. Jawa Timur: 819 tenaga kerja;
  9. Kalimantan Barat: 785 tenaga kerja;
  10. Sumatera Utara: 539 tenaga kerja.


Berita Lainnya