Gaya Hidup
Heboh, Koleksi Busana Ini Berbahan Tenun Sutra Liar
JAKARTA - Desainer Indonesia Wilsen Willim kembali bereksperimen dengan menghadirkan koleksi busana baru bertajuk "Lintas Waktu" di festival mode tahunan JF3 2024. Koleksi ini menggunakan material utama tenun sutra liar karya maestro tenun sutra, Simon 'Lenan' Setijoko.
"Kami menggunakan sutra liar yang berbeda dari biasanya, karena warnanya kuning, cokelat, dan krem. Kami tidak menggunakan pewarna sama sekali di koleksi ini, dan ini pengalaman yang unik buat aku," kata Wilsen saat ditemui dalam acara JF3 2024 di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Mendiang Simon 'Lenan' Setijoko dikenal dengan kepiawaiannya dalam mengolah kain tenun sutra dengan tambahan aksen berupa sulaman, batik, atau lukisan. Oleh karena itu, Wilsen tanpa ragu menggunakan kain tenun sutra liar sebagai material utama untuk koleksi "Lintas Waktu."
Menariknya, seluruh tenun sutra liar karya Lenan yang diolah oleh Wilsen untuk koleksi "Lintas Waktu" merupakan koleksi pribadi dari kolektor dan pemerhati wastra, Chandra Satria.
Kali ini, Wilsen menggunakan material tenun sutra liar yang terbuat dari serat kepompong ulat sutra liar di hutan. Serat ini memiliki keragaman warna yang terbentuk alami sesuai dengan daun yang dimakan oleh ulat sutra semasa hidupnya.
Berbentuk gulungan panjang dengan lebar kecil, kain tenun sutra liar karya Lenan tersebut dirancang oleh Wilsen menjadi delapan tampilan unik yang dapat digunakan dalam keseharian, baik untuk acara formal maupun nonformal.
Koleksi ini terdiri dari luaran, celana, rok, selendang, atasan, mantel, dan gaun yang dirancang dengan gaya unconventional bernuansa kontemporer. Wilsen juga menambahkan aksentuasi payet dan felting untuk memperkaya tampilan koleksi "Lintas Waktu." Selain menggunakan warna alami dari tenun sutra liar, Wilsen juga menggunakan warna hitam untuk memberikan kesan netral dan elegan.
Koleksi "Lintas Waktu" merupakan gabungan material tenun sutra liar dengan tenun sutra ternakan (sutra hasil budidaya), kain katun, wol, tulle, polyblend, dan material lainnya.
Melalui koleksi ini, Wilsen ingin mengajak para pencinta mode dan wastra untuk kembali menilik dan menghargai karya seorang maestro dari masa lalu dengan sentuhan gaya modern masa depan. Koleksi ini melintasi lini waktu, mempertemukan masa lalu dan masa depan untuk menjaga warisan buah pikiran para pendahulu agar tetap lestari di masa mendatang. (ant)