Internasional
HAMAS Siap Bebaskan Sandera Penjajah Israel
Gencatan Senjata Gaza Memasuki Fase Baru

PALESTINA – Hamas mengumumkan pada Selasa bahwa mereka akan membebaskan enam sandera penjajah Israel yang masih hidup dalam tahap pertama gencatan senjata di Gaza pekan ini. Selain itu, kelompok tersebut juga akan menyerahkan jenazah empat tawanan yang telah meninggal dunia.
Gencatan senjata yang rapuh ini telah berlaku sejak 19 Januari setelah lebih dari 15 bulan pertempuran antara penjajah Israel dan Hamas, yang dipicu oleh serangan Hamas ke penjajah Israel pada 7 Oktober 2023. Sejauh ini, dari total 33 sandera yang direncanakan untuk dibebaskan, sebanyak 19 orang telah kembali ke penjajah Israel sebagai imbalan atas pembebasan lebih dari 1.100 tahanan Palestina. Dari 14 sandera yang tersisa, delapan diantaranya telah dipastikan meninggal oleh pihak penjajah Israel.
Sementara itu, lima warga Thailand yang ditahan di Gaza sejak serangan Hamas tahun 2023 telah dibebaskan di luar kesepakatan gencatan senjata.
Negosiasi dan Pengembalian Jenazah
Negosiator utama Hamas, Khalil al-Hayya, dalam pernyataan yang disiarkan televisi menegaskan bahwa keenam sandera penjajah Israel yang masih hidup akan dibebaskan pada Sabtu, 22 Februari. “Kami juga memutuskan untuk menyerahkan empat jenazah pada Kamis dan pihak penjajah Israel akan membebaskan tahanan yang bersangkutan,” ujar Hayya seperti dikutip dari Channel News Asia.
penjajah Israel mengkonfirmasi pernyataan ini dengan kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut bahwa kesepakatan dicapai dalam negosiasi tidak langsung di Kairo. Jenazah empat sandera dipastikan akan dikembalikan pada Kamis, sebelum empat jenazah lainnya menyusul pekan depan. Ini merupakan pertama kalinya Hamas mengembalikan jenazah sandera sejak perang dimulai.
Seorang sumber Palestina yang terlibat dalam negosiasi mengatakan bahwa mediator telah mengajukan permintaan pembebasan baru dengan harapan dapat menciptakan suasana yang lebih positif serta mendorong kelanjutan gencatan senjata.
Gencatan Senjata dan Rencana Rekonstruksi Gaza
Tahap pertama gencatan senjata ini dijadwalkan berakhir pada 1 Maret, sementara negosiasi untuk tahap berikutnya, termasuk kemungkinan penghentian perang secara permanen, belum dimulai.
Sementara itu, Arab Saudi akan menjadi tuan rumah pertemuan penting dengan para pemimpin Mesir, Yordania, Qatar, dan Uni Emirat Arab pada Jumat mendatang. Pertemuan ini bertujuan untuk menyusun rencana rekonstruksi Gaza dengan memastikan bahwa warga Palestina tetap berada di wilayah mereka. Rencana ini bertolak belakang dengan usulan Presiden AS Donald Trump, yang mengusulkan relokasi warga Gaza ke Mesir dan Yordania—sebuah gagasan yang telah ditolak oleh kedua negara tersebut.
Setelah pertemuan Saudi, Mesir akan menggelar pertemuan luar biasa Liga Arab tentang Gaza pada 4 Maret. Pertemuan ini diharapkan membahas implikasi dari rencana Trump serta komitmen terhadap solusi dua negara.
Penjajah Israel Desak Demiliterisasi Gaza
Di tengah upaya negosiasi, Menteri Luar Negeri penjajah Israel, Gideon Saar, menegaskan bahwa penjajah Israel menuntut “demiliterisasi penuh Gaza” dan tidak akan menerima keberadaan Hamas maupun kelompok bersenjata lainnya di wilayah tersebut. penjajah Israel juga mengumumkan akan memulai negosiasi tahap kedua gencatan senjata pekan ini, yang bertujuan untuk mencapai solusi jangka panjang terhadap konflik ini.
Di sisi lain, Qatar, yang berperan sebagai mediator utama, menyatakan bahwa masa depan Gaza harus ditentukan oleh rakyat Palestina sendiri. “Ini adalah pertanyaan Palestina tentang siapa yang akan mewakili mereka dalam kapasitas resmi maupun politik,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar.
Korban Perang yang Kian Meningkat
Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan sedikitnya 1.211 orang di penjajah Israel, sebagian besar warga sipil, menurut data resmi penjajah Israel. Sebagai balasan, serangan militer penjajah Israel ke Gaza telah menewaskan sedikitnya 48.291 orang, menurut data dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikutip oleh PBB.
Hingga kini, meskipun terdapat berbagai upaya diplomasi, konflik penjajah Israel-Palestina masih jauh dari kata usai. (mul)
#GazaCeasefire #penjajah IsraelPalestineConflict #Hamas #PeaceTalks #MiddleEastCrisis #HumanitarianCrisis