Internasional

Gaza Mau Dijadikan Proyek Real Estate oleh Trump

Dunia Internasional Mengecam

Redaksi — Satu Indonesia
1 day ago
Gaza Mau Dijadikan Proyek Real Estate oleh Trump
Trump dan Netanhayu sekutu yang saling mendukung penuh pengusiran warga Gaza (Foto: Istimewa)

JAKARTA – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memicu kontroversi dengan pernyataannya soal Jalur Gaza. Dalam wawancara dengan Fox News, Trump menyebut Gaza sebagai “lokasi pengembangan real estate untuk masa depan” dan menegaskan bahwa warga Palestina tidak memiliki hak untuk kembali ke wilayah tersebut.

Pernyataan ini menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk negara-negara Arab dan komunitas internasional yang menilai rencana tersebut sebagai bentuk pengusiran paksa warga Palestina.

Trump Ingin Relokasi Warga Palestina
Dalam wawancara dengan jurnalis Bret Baier, Trump mengklaim bahwa dirinya akan membangun "komunitas yang indah" bagi lebih dari dua juta warga Palestina yang terusir dari Gaza akibat konflik berkepanjangan dengan Israel.

“Saya akan memilikinya,” ujar Trump, merujuk pada Jalur Gaza yang saat ini mengalami kehancuran akibat perang. Ia juga mengklaim bahwa ada enam lokasi berbeda yang bisa dijadikan tempat tinggal baru bagi warga Palestina di luar Gaza.

Ketika ditanya apakah warga Palestina berhak kembali ke tanah mereka, Trump menjawab tegas, “Tidak, mereka tidak akan kembali, karena mereka akan memiliki perumahan yang jauh lebih baik.”

Menurutnya, upaya membangun kembali Gaza akan memakan waktu bertahun-tahun, sehingga lebih baik warga Palestina direlokasi ke wilayah lain.

Kecaman dari Dunia Internasional
Pernyataan Trump memicu reaksi keras dari komunitas internasional. Banyak negara Arab, termasuk Mesir dan Yordania, menolak gagasan relokasi warga Palestina dari tanah mereka.

Para pemimpin dunia menilai pernyataan Trump sebagai bentuk dukungan terhadap pendudukan Israel atas Gaza. Organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengecam usulan tersebut sebagai pelanggaran hak asasi manusia.

Israel dan AS di Tengah Kecaman
Sebelumnya, dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Trump pertama kali mengungkapkan rencana ini. Ia menekan Mesir dan Yordania untuk menerima warga Palestina yang direlokasi.

Namun, dunia internasional menilai langkah ini sebagai strategi pengusiran paksa yang tidak manusiawi. Gaza sendiri merupakan wilayah yang dihuni lebih dari dua juta warga Palestina yang sebagian besar merupakan pengungsi akibat konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Masa Depan Gaza di Bawah Ancaman
Dengan meningkatnya tekanan dari AS dan Israel, nasib warga Palestina di Gaza masih menjadi pertanyaan besar. Apakah komunitas internasional akan membiarkan rencana kontroversial ini berjalan atau akan ada intervensi dari PBB dan negara-negara lain? (mul)


#FreePalestine #SaveGaza #TrumpControversy #GazaUnderAttack #PalestineRights


Berita Lainnya