Internasional

Brigade Al-Qassam Tolak Rencana Pengusiran Warga Palestina

Redaksi — Satu Indonesia
16 Februari 2025 08:00
Brigade Al-Qassam Tolak Rencana Pengusiran Warga Palestina
Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengirimkan pesan tegas dalam upacara pertukaran sandera (Foto: Istimewa)

PALESTINA – Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengirimkan pesan tegas dalam upacara pertukaran sandera yang berlangsung pada Sabtu (15/02/25). Dalam momen tersebut, kelompok ini mengibarkan spanduk yang menyatakan penolakan terhadap rencana Amerika Serikat terkait pemindahan warga Palestina dari Gaza.

Rencana tersebut, yang sebelumnya diumumkan oleh mantan Presiden AS Donald Trump, bertujuan untuk memindahkan warga Gaza ke negara-negara tetangga. Namun, Brigade Al-Qassam dengan tegas menolak gagasan ini, menyebutnya sebagai upaya pengusiran paksa yang bertentangan dengan hak-hak rakyat Palestina.

Pesan Tegas di Balik Spanduk dan Simbol Perlawanan
Dalam upacara serah terima sandera, beberapa spanduk dipamerkan dengan pesan berbahasa Arab, Inggris, dan Ibrani. Salah satunya bertuliskan, “Kami adalah prajurit, wahai Yerusalem, jadilah saksi,” yang menguatkan semangat perlawanan terhadap rencana pemindahan. Spanduk lainnya berbunyi, “Tidak ada migrasi kecuali ke Yerusalem,” menegaskan sikap menolak pengusiran dari tanah air mereka.

Selain itu, Brigade Al-Qassam juga menampilkan bendera negara-negara Arab, termasuk Palestina, Mesir, Yordania, Lebanon, Aljazair, dan Arab Saudi, sebagai simbol solidaritas regional terhadap perjuangan Palestina. Mereka juga memajang foto Yahya Sinwar, mantan kepala biro politik Hamas, dalam momen terakhirnya sebelum kematiannya di Rafah.

Senjata Sitaan dan Peringatan Terhadap Penjajah Israel
Dalam unjuk kekuatan, Brigade Al-Qassam memamerkan sekitar 10 senjata penjajah Israel yang berhasil mereka sita dalam pertempuran terbaru di Gaza, termasuk senapan serbu M16. Beberapa anggotanya bahkan mengenakan seragam militer penjajah Israel sebagai bagian dari simbol perlawanan mereka.

Di panggung utama, sebuah jam pasir raksasa dengan tulisan “Waktu hampir habis” dipajang, memberikan sinyal bahwa konflik ini belum akan berakhir dalam waktu dekat.

Proses Pertukaran Sandera: 369 Warga Palestina Dibebaskan
Sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang telah berlangsung sejak 19 Januari 2025, proses pertukaran tahanan terus dilakukan. Dalam gelombang keenam ini, sebanyak 369 warga Palestina dibebaskan sebagai imbalan bagi tiga tahanan penjajah Israel, yakni Alexander Tropanov, Sagi Dekel Chen, dan Yair Horn. Serah terima sandera dilakukan di Khan Younis pada Sabtu (15/02/25).

Menurut kelompok advokasi Klub Tahanan Palestina, penjajah Israel setuju membebaskan 333 warga Gaza yang ditahan selama perang, serta 36 tahanan dengan hukuman seumur hidup. Dari jumlah tersebut, 24 orang akan dideportasi sesuai perjanjian gencatan senjata.

Konflik Belum Usai
Meskipun pertukaran tahanan terus dilakukan, situasi di Gaza tetap tegang. Brigade Al-Qassam menegaskan bahwa mereka tidak akan mundur dari perjuangan mereka untuk mempertahankan hak-hak rakyat Palestina.

Sementara itu, komunitas internasional terus memantau perkembangan situasi di Gaza, dengan banyak pihak yang mendesak adanya solusi diplomatik guna mengakhiri konflik berkepanjangan ini. (mul)


#Gaza #Hamas #BrigadeAlQassam #penjajah IsraelPalestina #MiddleEastCrisis #FreePalestine #HumanRights #PeaceInMiddleEast


Berita Lainnya