Laporan Gaza

Brigade Al-Qassam Rilis Video Pembebasan Tawanan Israel, Netanyahu Didesak Buat Kesepakatan

Redaksi — Satu Indonesia
15 hours ago
Brigade Al-Qassam Rilis Video Pembebasan Tawanan Israel, Netanyahu Didesak Buat Kesepakatan
Tawanan HAMAS yang segar bugar dan bahagia saat pertukaran sandera, berbeda dengan tawanan penjajah Israel yang disiksa dan tidak diberi makan (Foto: Istimewa)

PALESTINA – Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, rilis video eksklusif yang menampilkan momen dramatis pembebasan tawanan Israel dalam gelombang ketujuh pada Sabtu. Video tersebut juga menampilkan dua tawanan yang belum dibebaskan sebelumnya.

Dalam rekaman itu, anggota Brigade Bayangan Qassam tampak mengawal tiga tawanan menggunakan mobil putih. Para tawanan kemudian turun dan berdiri di dekat pohon zaitun yang telah ditebang oleh pasukan Israel. Salah satu tawanan berkomentar bahwa pohon itu lebih besar dari Negara Israel, sementara lainnya mempertanyakan alasan pohon itu ditebang, seraya menegaskan, "Tidak ada Hamas atau Qassam di sini."

Seorang tawanan mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para pejuang Qassam yang, menurutnya, menjaga keselamatan mereka dengan baik. Tawanan lain menyatakan bahwa perang ini semestinya tidak terjadi dan bisa dicegah sejak awal.

Dua tawanan yang semestinya dibebaskan dalam tahap sebelumnya tampak terkejut saat bertemu dengan rekan-rekan yang telah lebih dulu dibebaskan. Dalam video, mereka menyampaikan pesan mendesak kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, agar segera melakukan upaya penyelamatan. "Netanyahu, Anda telah membunuh kami. Tekanan militer akan membunuh kita semua. Buatlah kesepakatan, lanjutkan negosiasi!" ujar mereka.

Perayaan dan Tuntutan Gencatan Senjata
Adegan dalam video menunjukkan ribuan warga Gaza merayakan pembebasan para tawanan, dengan parade militer dan pengibaran bendera Palestina. Seruan untuk memperpanjang gencatan senjata semakin menggema di tengah upaya pertukaran tahanan ini.

Brigade Al-Qassam menyerahkan total enam tahanan Israel kepada Palang Merah sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan 602 tahanan Palestina, termasuk 50 orang yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Dalam pernyataannya, Hamas menuduh Netanyahu lebih memilih menggunakan kekuatan militer yang hanya akan memperburuk keadaan. "Kami telah menjaga tawanan dengan baik, tetapi Israel terus melancarkan serangan yang menewaskan ribuan warga sipil Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak," ujar juru bicara Hamas.

Israel Diduga Gunakan Bom Buatan AS
Laporan investigasi mengungkapkan bahwa Israel menggunakan bom pintar GBU-39 buatan Amerika Serikat dalam serangan di Rafah dan lokasi lainnya. Bom ini diduga bertanggung jawab atas kematian puluhan warga sipil dalam serangan yang dikenal sebagai "Pembantaian Tenda" pada Mei 2024. Pemerintah AS baru-baru ini kembali mengirimkan suplai bom senilai 6,75 miliar dolar kepada Israel, memicu kecaman internasional.

Keluarga Bibas Tewas dalam Serangan Israel
Hamas menegaskan bahwa tawanan Israel Shiri Bibas beserta dua anaknya, Kfir dan Ariel, sebenarnya masih hidup sebelum serangan Israel di Gaza. Mereka diyakini tewas akibat serangan udara yang menghancurkan tempat persembunyian mereka. "Netanyahu dan tentaranya membunuh mereka dengan rudal-rudal Nazi," demikian pernyataan Hamas dalam acara serah terima jenazah.

Netanyahu di Bawah Tekanan
Pakar forensik di Tel Aviv kini tengah melakukan investigasi mendalam untuk menentukan penyebab kematian para tawanan Israel. Laporan ini diperkirakan akan berdampak besar terhadap opini publik di Israel, khususnya kelompok sayap kanan yang semakin kritis terhadap kebijakan Netanyahu.

Dengan semakin meningkatnya tekanan internasional dan demonstrasi di Israel, tuntutan untuk mengakhiri konflik semakin kuat. Sementara itu, Hamas menegaskan bahwa pertukaran tahanan hanya bisa terjadi jika Israel menghentikan serangan militernya di Gaza. (mul)


#Gaza #Hamas #Netanyahu #TahananIsrael #PerangGaza #BrigadeAlQassam #Palestina #HumanRights #CeasefireNow #StopWar


Berita Lainnya