Internasional
Boikot Produk "Begundal" Israel Mulai dari Sekarang!
JAKARTA - Wakil Ketua Badan Kerja Sama antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Sukamta, mengimbau masyarakat dunia untuk memperluas gerakan boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) terhadap produk, perusahaan, serta lembaga yang memiliki afiliasi dengan Israel.
"Selain itu, kita juga harus menyuarakan penolakan terhadap genosida yang dilakukan oleh Israel, sehingga Israel tidak lagi memiliki tempat di dunia," kata Sukamta di Jakarta, Senin. Selain boikot, Sukamta menambahkan bahwa terdapat dua langkah penting lainnya untuk memberikan tekanan kepada Israel. Pertama, negara-negara di Timur Tengah harus bersatu dalam memberikan dukungan kepada Palestina dan Lebanon. Salah satu bentuk dukungan ini adalah dengan segera memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.
Langkah kedua adalah memperkuat posisi Palestina di kancah internasional, terutama melalui organisasi dan lembaga seperti PBB dan Dewan Keamanan PBB. Menurutnya, Palestina harus segera diberikan status keanggotaan penuh di PBB, dan pengakuan kedaulatan Palestina oleh negara-negara dunia perlu terus ditingkatkan.
Sukamta juga menyoroti bahwa serangan Israel ke Lebanon, sebagaimana dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Lebanon, telah menewaskan 1.640 orang dan melukai 8.408 orang. Serangan tersebut juga menyebabkan lebih dari 1 juta warga mengungsi dari wilayah selatan Lebanon.
Ia menambahkan, Israel selalu menargetkan warga sipil dan infrastruktur penting, seperti bangunan permukiman, sekolah, dan fasilitas umum. Sama seperti di Gaza, lebih dari 80 persen bangunan di Lebanon telah dihancurkan oleh serangan Israel, membuat jutaan warga kehilangan tempat tinggal.
"Israel kini melakukan hal yang sama di Lebanon, jelas melanggar hukum internasional," tegas Sukamta. Dia juga menyayangkan kegagalan Dewan Keamanan PBB dalam menegakkan perdamaian, yang menurutnya tidak terlepas dari peran Amerika Serikat yang terus mendukung Israel, baik secara politik maupun dengan bantuan ekonomi dan militer.
"Dewan Keamanan PBB, yang seharusnya menjadi organ internasional paling kuat, tampak tak berdaya di hadapan Israel, dan hal ini tidak bisa dilepaskan dari pengaruh Amerika Serikat," tutupnya. (dan)