Gaya Hidup

Awas! Jangan Beri Obat Manusia ke Kucing, Bisa "Pindah Alam"

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
07 Juli 2024 15:30
Awas! Jangan Beri Obat Manusia ke Kucing, Bisa "Pindah Alam"
Dokter hewan jebolan Universitas Gadjah Mada, Radhiyan Fadiar Sahistya, memberi paparan pada gelar wicara bersama Whiskas di Central Park, Jakarta, Jumat (5/7/2024).

JAKARTA - Dokter hewan spesialis dari Universitas Gadjah Mada, Radhiyan Fadiar Sahistya, menegaskan perlunya menghentikan praktik memberikan obat-obatan manusia kepada hewan peliharaan tanpa pengawasan dokter, terutama penggunaan parasetamol yang dapat berakibat fatal.

Dalam gelar wicara di Central Park, Jakarta, Radhiyan mengingatkan parasetamol adalah racun bagi anjing dan kucing, dan tidak boleh diberikan kepada mereka meskipun sering digunakan oleh pemilik hewan untuk meredakan sakit. Banyak pemilik hewan peliharaan cenderung memberikan obat-obatan manusia kepada hewan mereka dengan harapan bisa mengobati penyakit atau kondisi serupa. Namun, ini bisa sangat berbahaya karena tubuh hewan, seperti anjing dan kucing, tidak selalu merespons obat-obatan dengan cara yang sama seperti manusia.

Radhiyan menjelaskan penggunaan obat-obatan tertentu bisa menyebabkan reaksi toksik serius pada hewan, seperti kerusakan organ, reaksi alergi, atau bahkan kematian. "Ada banyak kasus di mana pemilik membawa hewan peliharaan mereka dengan gejala keracunan parasetamol, seperti gangguan hati dan pembengkakan wajah, yang sering kali tidak terdiagnosis dengan cepat," tambahnya.

Dokter yang memiliki pengalaman luas dengan 15 klinik hewan ini menyarankan agar selalu berkonsultasi dengan dokter hewan sebelum memberikan obat apa pun kepada hewan peliharaan, untuk menghindari dosis yang tidak tepat dan efek samping yang berpotensi membahayakan.

"Ketika memutuskan untuk memiliki hewan peliharaan, penting untuk memiliki komitmen untuk merawat kesehatan mereka dengan baik. Ini termasuk memberikan vaksin, mengobati cacing, dan membawa mereka ke dokter jika sakit," tutup Radhiyan.

Gejala keracunan parasetamol pada hewan, seperti yang dilaporkan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB), termasuk pembengkakan wajah, lesu, peningkatan frekuensi pernapasan, pucatnya selaput lendir, hipotermia, dan takikardia. Tanda-tanda lainnya meliputi depresi, kehilangan nafsu makan, muntah, pembengkakan cakar, berair liur, diare, hingga kondisi koma yang dapat berujung pada kematian. (ant)
 
 

 


Berita Lainnya