Laporan Gaza

AS Serukan Pemungutan Suara di PBB untuk Gencatan Senjata Gaza

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
10 Juni 2024 22:00
AS Serukan Pemungutan Suara di PBB untuk Gencatan Senjata Gaza
Orang-orang mengambil bagian dalam unjuk rasa yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dan pembebasan sandera, di Tel Aviv, Israel (18/5/2024).

NEW YORK - Juru Bicara Misi Amerika Serikat untuk PBB, Nate Evans, menyatakan pihaknya telah meminta pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB terkait proposal gencatan senjata tiga tahap di Gaza.

“Israel telah menerima usulan ini, dan Dewan Keamanan mempunyai kesempatan untuk berbicara dengan satu suara dan menyerukan Hamas untuk melakukan hal yang sama,” kata Evans sebagaimana dilaporkan oleh Anadolu, Senin. Evans menjelaskan proposal yang diumumkan oleh Presiden Joe Biden tersebut akan memungkinkan pelaksanaan gencatan senjata segera, pembebasan sandera, penarikan pasukan Israel dari daerah berpenduduk pada tahap pertama, serta peningkatan segera bantuan kemanusiaan dan pemulihan layanan dasar.

“Dan kembalinya warga sipil Palestina ke Gaza utara, bersama dengan peta jalan untuk mengakhiri krisis ini dan rencana rekonstruksi multi-tahun yang didukung internasional,” tambahnya. Sumber-sumber PBB menyebutkan pemungutan suara tersebut dapat dimasukkan ke dalam agenda Dewan Keamanan pada awal pekan ini.

Israel terus melanjutkan serangan di Gaza sejak serangan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera. Lebih dari 37.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza dengan sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak, dan hampir 84.500 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur dengan kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan. Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di kota Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei. (ant)
 
 

 
 
 
 
 


Berita Lainnya