Metropolitan

Antisipasi Macet, Dishub DKI Atur Lampu Merah Pakai Teknologi AI  

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
24 Juli 2024 20:00
Antisipasi Macet,  Dishub DKI Atur Lampu Merah Pakai Teknologi AI  
Tangkapan layar Kepala Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Yayat Sudrajat dalam seminar daring bertema "Sistem Pintar Pengendalian Lalu Lintas untuk Jakarta sebagai Kota Global" yang diadakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Rabu (24/7/2024).

JAKARTA - Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah menerapkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di 40 dari total 321 persimpangan jalan dengan lampu lalu lintas di berbagai wilayah administrasi Jakarta.

"Sistem ini dimulai tahun 2022 dan dilanjutkan pada 2023. Target kami adalah 321 persimpangan yang nantinya menggunakan kecerdasan buatan. Saat ini baru 40 persimpangan yang telah dilengkapi dengan sistem kecerdasan buatan," kata Kepala Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Yayat Sudrajat, dalam seminar daring bertema "Sistem Pintar Pengendalian Lalu Lintas untuk Jakarta sebagai Kota Global" yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Rabu.

Beberapa persimpangan yang telah dilengkapi dengan AI antara lain di Jalan Kyai Tapa-Jalan Daan Mogot, Jalan S. Parman-Jalan Tomang Raya, Jalan Gatot Subroto-Jalan Rasuna Said, Jalan MT Haryono-Jalan Sutoyo, Jalan Ahmad Yani-Jalan Utan Kayu, Jalan Gunung Sahari-Jalan Wahidin, dan Jalan Gunung Sahari-Jalan Mangga Besar.

Yayat menjelaskan bahwa sistem kecerdasan buatan ini dapat membantu mengidentifikasi volume lalu lintas di setiap sisi persimpangan serta jenis kendaraan, seperti kendaraan berat, ringan, dan bahkan sepeda. Selain itu, sistem ini juga dapat memantau pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna jalan, seperti tidak mengenakan sabuk keselamatan.

"Kami memiliki sistem kecerdasan yang mengefektifkan lampu sinyal lalu lintas. Dengan sistem kecerdasan buatan ini, lampu sinyal lalu lintas akan menjadi lebih efektif dan efisien sehingga waktu tunda di traffic light bisa lebih cepat, sesuai dengan kondisi volume arus lalu lintas di setiap sisi persimpangan," jelas Yayat.

Lebih lanjut, Yayat menjelaskan bahwa sistem kecerdasan buatan yang diterapkan di persimpangan lampu lalu lintas dapat membantu memperlancar arus lalu lintas. Mengingat kemacetan tidak hanya terjadi di ruas jalan, tetapi juga di persimpangan.

Pengaturan persimpangan menggunakan kecerdasan buatan di DKI Jakarta dilakukan dengan menghitung volume kendaraan berdasarkan karakteristik dan antreannya. Ketika panjang antrean melebihi batas yang ditentukan, sistem akan memberikan prioritas sehingga setiap sisi persimpangan akan mengalami kelancaran.

"Hasil kajian yang sudah kami lakukan menunjukkan bahwa sistem ini dapat mengurangi waktu tunda sekitar 15-20 persen. Jika 321 persimpangan sudah menggunakan sistem ini, Insyaallah kemacetan bisa terurai," ujar Yayat. (ant)
 
 


Berita Lainnya