Pemilu 2024

Anas Ketum PKN, soal Koalisi: Tak Ada Partai Musuh

Redaksi — Satu Indonesia
15 Juli 2023 20:35
Anas Ketum PKN, soal Koalisi: Tak Ada Partai Musuh
PIMPIN PARPOL - Anas Urbaningrum

JAKARTA -  Anas Urbaningrum ditetapkan menjadi ketua umum dalam musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) periode 2023-2028. Ia pun belum menentukan arah koalisi partai yang baru dipimpinnya. 

"Malam hari ini saya diberi amanah untuk memimpin langsung partai kebangkitan nusantara, sungguh itu adalah tugas yang sangat berat, tugas besar yang sangat berat," ujar Anas saat sambutannya dalam Munaslub PKN di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Jumat (14/7/2023).

"Inilah adalah situasi yang menurut saya pribadi sangat khusus mengapa? karena dalam sejarah, saya diberi amanah untuk memimpin organisasi," imbuh dia.

Anas mengatakan, kepemimpinannya di PKN hanya bisa berlangsung baik jika kadernya solid khususnya dalam persiapan Pemilu 2024. Untuk itu, Anas meminta kader untuk bekerja keras.

"Inilah saat dimana situasinya harus membuat kita bekerja lebih keras, inilah situasi yang sangat khusus, yang saya yakin, saya hanya bisa memimpin dengan baik jika kita sungguh-sungguh kompak, solid, utuh, dan bersatu di dalam melaksanakan tugas-tugas politik khususnya persiapan Pemilu 2024," tutur dia.

Anas meminta para kader memberikan kontribusi terbaiknya dalam kerja-kerja partai. Dia mengatakan kontribusi itu akan jadi prestasi politik yang nantinya bakal dibanggakan.

"Kontribusi terbaik masing-masing itu ketika dijahit dengan ikatan batin, ikatan rasa, ikatan komitmen, dan kerja keras, jahitan-jahitan itulah yang kita yakin akan menjadi prestasi politik yang bisa kita banggakan bersama," ungkap dia.

"Kebanggaannya di hadapan apa? kebanggaannya di hadapan rakyat, kebanggaannya di hadapan republik ini, kebangsannya di hadapan nusantara, nusantara. Nusantara itulah yang ingin kita tinggi-tinggikan, ingin kita bangkitkan, karena itulah masa depan bagi seluruh rakyat Indonesia," lanjutnya.

Anas mengatakan saat ini partainya belum menentukan arah koalisi. Sebab, Anas menyebut arah koalisi tidak ditentukan oleh mimpi. "Arah koalisi, pasti tidak ditentukan oleh mimpi, arah koalisi akan dibahas sungguh-sungguh di dalam partai dengan pertimbangan-pertimbangan matang," kata Anas di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (15/7/2023).

Anas mengatakan pertimbangan matang itu harus dilihat dari berbagai sisi. Terutama, kata dia, harus dilihat dari sisi kemaslahatannya bagi Indonesia.

"Itulah yang akan kami godok serinci-rincinya sekeras-kerasnya, kalau perlu berantem, di dalam berantem maksudnya berantem pikiran gagasan ketika memutuskan ya sudah itu keputusan bersama," ujarnya.

Namun, dia menyebut penentuan arah koalisi itu memerlukan waktu. Saat ini pun, kata dia, belum ada pasangan calon presiden dan wakil presiden yang sudah pasti.

Dia pun kemudian berbicara peluang komunikasi dengan partai lain. Termasuk, komunikasi dengan Partai Demokrat. "Jadi buat PKN tidak ada partai manapun yang musuh. Karena itu kalau semua partai komunikasi itu hal yang wajar, tetapi intensitas komunikasinya seperti apa, titik temunya seperti apa, itu soal nanti," ungkap dia.

Anas pun menyoroti isu-isu penjegalan capres yang ada saat ini. Menurutnya, tidak ada yang bacapres yang dijegal. "Menurut saya tidak ada satupun capres atau bacapres yang dijegal. Menurut saya, artinya dijegal dengan cara yang tidak lazim, menurut saya tidak ada," jelasnya.

"Yang ada sekarang ini pembentukan koalisi politik yang semuanya belum jadi. Kan belum ada yang betul-betul jadi, semuanya masih berproses. Bacapres a misalnya masih berproses koalisinya, bacapres b juga masih berproses, bacapres c juga begitu," sambungnya.

Dia pun mengatakan tidak ada proses jegal menjegal seseorang. Sebaliknya, dia menyebut hal itu masih dalam konteks konsolidasi koalisi. "Jadi saya tegaskan, saya melihat tidak ada bacapres yang dijegal secara tidak wajar di luar jalur politik. Kalau terjegal karena tidak mampu melahirkan koalisi yang cukup, bukan penjegalan namanya," tuturnya. (sa)


Berita Lainnya