Nasional

Wisatawan Tewas Terjebak Macet, Legislator Desak Pemerintah Optimalkan Jalur Alternatif Puncak

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
16 September 2024 14:30
Wisatawan Tewas Terjebak Macet, Legislator Desak Pemerintah Optimalkan Jalur Alternatif Puncak
Anggota DPRD Kabupaten Bogor Jawa Barat Nurunnisa Setiawan.

BOGOR - Anggota DPRD Kabupaten Bogor, Nurunnisa Setiawan, mengevaluasi kondisi lalu lintas di kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, setelah seorang wisatawan berinisial NM (56) meninggal dunia diduga akibat kelelahan saat berlibur.

Legislator dari Dapil III yang mencakup kawasan Puncak ini, pada Senin di Cisarua, mengungkapkan perlunya kerjasama antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam mengkaji penataan kawasan wisata Puncak, termasuk lalu lintas dan transportasinya. "Relokasi PKL Puncak memang mengubah estetika kawasan, tetapi hal yang lebih penting adalah kenyamanan dan keamanan wisatawan," kata Nurunnisa.

Sebagai warga Puncak, Nurunnisa menilai masih banyak aspek yang perlu dievaluasi oleh Pemerintah Kabupaten Bogor dan pemerintah pusat, terutama dalam mengatasi kemacetan. "Hampir setiap akhir pekan dan libur panjang, saya mengalami kemacetan yang sama dengan wisatawan lainnya. Kami memerlukan solusi jangka panjang untuk mengatasi kemacetan ini," tambahnya.

Nurunnisa juga meminta pemerintah pusat untuk memaksimalkan penggunaan jalur alternatif di Puncak untuk mengurangi kemacetan di jalan utama. "Beberapa jalur alternatif belum dimaksimalkan, dan ini bisa menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan," katanya. Kemacetan juga disebabkan oleh kendaraan roda dua yang tidak diatur dengan baik oleh rekayasa lalu lintas yang ada. Nurunnisa menyarankan agar rekayasa lalu lintas juga mencakup kendaraan roda dua, baik melalui sistem ganjil-genap atau metode lainnya. "Kendaraan roda dua yang tidak diatur sering kali menjadi penyebab kemacetan. Ke depan, perlu ada regulasi untuk mengatur lalu lintas kendaraan roda dua," ujarnya.

Selain itu, Nurunnisa meminta Pemerintah Kabupaten Bogor untuk meningkatkan pelayanan darurat di titik-titik rawan kemacetan. Ia menyarankan agar pusat pelayanan darurat disediakan untuk membantu wisatawan yang terjebak macet, menyediakan kebutuhan dasar seperti pemeriksaan kesehatan dan bantuan ambulans.

"Seperti yang terjadi malam kemarin, ambulans yang akan membantu wisatawan yang sakit terhambat oleh kemacetan. Posko pelayanan darurat harus ada di beberapa titik, bukan hanya satu," jelasnya. Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor, AKP Rizky Guntama, menjelaskan bahwa NM meninggal dunia setelah pulang dari Agrowisata Gunung Mas, Cisarua, pada Minggu (15/9/2024) malam.

"NM merasakan pusing dan sesak napas setelah naik bus dari wisata argo. Dia mengalami gejala tersebut sebelum akhirnya meninggal di masjid setelah dievakuasi dari bus," ungkap AKP Rizky. Dia menduga NM mungkin memiliki penyakit bawaan atau komorbid. AKP Rizky menegaskan bahwa kematian NM bukan disebabkan oleh kesulitan evakuasi akibat kemacetan, melainkan terjadi setelah dievakuasi ke masjid.

Satlantas Polres Bogor mencatat bahwa 140 kendaraan, mulai dari roda dua hingga roda enam, melintas di jalur wisata Puncak selama 24 jam pada hari Minggu (15/9/2024). (ant)
 


Berita Lainnya