Otomotif

Waduh! Minat Konsumen Motor Listrik di Indonesia Turun

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
25 Juni 2024 21:30
Waduh! Minat Konsumen Motor Listrik di Indonesia Turun
Anggota komunitas ALVA Rider Community Semarang bersiap menjajal ALVA One dan ALVA Cervo keliling daerah Simpang Lima di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (7/10/2023).

JAKARTA - Konsumen di Indonesia cenderung mempertimbangkan desain dan performa ketika memilih motor listrik, menurut survei yang dilakukan oleh produsen motor listrik ALVA dalam tiga tahun terakhir.

"Orang Indonesia sangat memperhatikan gaya. Jadi, desain sangat penting karena orang Indonesia sangat visual," kata Chief Operating Officer ALVA, Rahmat Septriwan, dalam sesi jumpa media di Jakarta Selatan pada Selasa. Menurutnya, desain motor listrik dari produsen Jepang dan Italia sangat diminati oleh konsumen di Indonesia.

Selain desain, konsumen motor listrik di Indonesia juga memperhatikan performa kendaraan. "Performa ini menarik karena performa motor listrik tidak seperti mobil. Performa ini tidak terdefinisi dengan sangat detail seperti pada mobil," kata Rahmat.

"Untuk mobil, biasanya diukur dari 0-100 km/jam atau tenaga kuda. Namun, untuk motor, ternyata konsumen Indonesia tidak begitu memperhatikannya. Akhirnya, kami menerjemahkannya dalam bentuk kecepatan maksimum," tambahnya. Chief Marketing Officer ALVA, Putu Yudha, menyatakan bahwa fitur teknologi digital pada motor listrik, seperti pengaturan cerdas melalui aplikasi, juga sangat diminati oleh konsumen di Indonesia.

"Fitur-fitur yang kami tawarkan sangat beragam, dan beberapa di antaranya lebih sering digunakan daripada yang lain," katanya. Putu mengatakan, fitur digital yang sering digunakan oleh pengguna motor listrik ALVA di Indonesia adalah fitur pelacakan pengguna kendaraan ALVA lain yang terdekat dan fitur statistik pemakaian.

Menurutnya, minat pada fitur pelacakan pengguna terdekat ini dipengaruhi oleh kebiasaan orang Indonesia untuk berkumpul dan berkomunikasi. Sementara itu, fitur statistik pemakaian, menurutnya, biasanya digunakan oleh pengguna untuk membagikan pengalaman mengendarai motor listrik di media sosial.

"Beberapa pengguna menggunakan fitur ini untuk berbagai keperluan, termasuk untuk pamer. Mereka dapat langsung berbagi pengalaman mereka ke Instagram Stories atau TikTok dengan 'saya sudah pergi ke mana saja' atau 'saya hanya memiliki satu persen daya baterai dan bisa pergi satu kilometer'," kata Putu. (ant)
 
 


Berita Lainnya