Nasional
TNI Perlu Cari Pimpinan Angkatan Siber yang Kompeten
SEMARANG - Dr. Pratama Persadha, seorang dosen pascasarjana di Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) dan pakar keamanan siber, menekankan pentingnya Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk memilih pemimpin Angkatan Siber (matra keempat) yang memiliki kompetensi tinggi dalam bidang keamanan siber.
Dalam era digital yang semakin kompleks, Pratama menjelaskan bahwa ruang siber telah menjadi medan perang yang tidak terlihat namun memiliki dampak besar. "Kepemimpinan dengan kompetensi tinggi sangatlah penting karena tantangan dalam ruang siber semakin kompleks dan beragam," ujarnya, Rabu malam di Semarang, Jawa Tengah. Pratama juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC.
Pratama menekankan bahwa pemimpin Angkatan Siber harus memiliki pemahaman mendalam tentang berbagai aspek keamanan siber, termasuk ancaman yang berkembang, teknologi terbaru, dan regulasi yang terkait. Pemimpin yang kompeten akan mampu memimpin tim dengan efisien, serta merespons dengan cepat dan tepat terhadap ancaman siber yang muncul.
Sebagai dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) PTIK, Pratama menambahkan pemimpin yang berkompeten akan mampu merancang kebijakan yang efektif dan adaptif sesuai dengan perkembangan teknologi dan ancaman yang ada. Selain itu, pemimpin tersebut juga harus mampu membangun kemitraan yang efisien dan saling menguntungkan, karena keberhasilan dalam menjaga keamanan siber nasional sangat bergantung pada kemampuan berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pemerintah, sektor swasta, dan organisasi internasional.
Jika TNI nantinya membentuk Angkatan Siber, Pratama mengusulkan agar posisi pimpinan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) diisi oleh individu yang memiliki kemampuan Ahli Sandi Tingkat 3, lulusan dari pendidikan sandi dan siber di BSSN atau Lembaga Sandi Negara. Menurutnya, tidak menjadi masalah apakah individu tersebut berasal dari kalangan sipil, militer, atau Polri, asalkan memiliki crypto clearance, security clearance, serta kompetensi yang kuat dalam bidang siber dan sandi.
Hal ini, menurut Pratama, penting agar BSSN dapat seimbang dengan kekuatan Angkatan Siber TNI, sehingga kolaborasi dan kerja sama dalam pertahanan siber dapat terjalin dengan baik, yang pada akhirnya akan memperkuat ketahanan dan keamanan siber di Indonesia. (ant)