Nasional

Tiga Kali Dilantik Jadi Mentan, Andi Amran ”Tancap Gas” Sambut BBM B50

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
5 hours ago
Tiga Kali Dilantik Jadi Mentan, Andi Amran ”Tancap Gas” Sambut BBM B50
Prabowo Subianto dan Andi Amran Sulaiman

JAKARTA - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman resmi kembali dilantik Presiden Prabowo Subianto dan langsung menegaskan program prioritas. Andi menyatakan ketersediaan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di Indonesia sangat mencukupi untuk mendukung produksi biodiesel 50 persen (B50).

Amran menjelaskan produksi CPO di Indonesia mencapai 46 juta ton per tahun, sementara kebutuhan untuk produksi B50 hanya sebesar 5,3 juta ton. "Produksi CPO kita mencapai 46 juta ton. Kebutuhan domestik sekitar 20 juta ton, dan ekspor 26 juta ton. Jadi, jika kita gunakan 5,3 juta ton untuk B50, tidak ada masalah," ujarnya di Jakarta, Selasa.

Amran juga menekankan bahwa pemerintah akan memprioritaskan kebutuhan dalam negeri daripada ekspor. Jika diperlukan lebih banyak CPO untuk produksi B50, stok akan diambil dari kuota ekspor. "Kita akan kurangi kuota ekspor sesuai kebutuhan dalam negeri. Prioritas tetap dalam negeri," tegasnya.

Penerapan B50 dijadwalkan paling lambat pada 2026, sementara program B40 akan dimulai pada Januari 2025. "B40 akan dimulai Januari 2025, dan semoga bisa lebih cepat," kata Amran.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, juga menyatakan Indonesia siap untuk menerapkan bahan bakar biodiesel B40 pada 2025. B40 merupakan campuran 40 persen minyak kelapa sawit dan 60 persen solar. "Kesiapan B40 sudah matang karena kita saat ini sudah menggunakan B35," ujar Airlangga pada Green Initiative Conference 2024 di Jakarta.

Ia juga menegaskan bahwa tidak ada kendala dalam produksi B40, dan peningkatan biodiesel dari B35 ke B40 merupakan bagian dari strategi transisi energi pemerintah dari bahan bakar fosil menuju energi terbarukan. Implementasi B40 akan meningkatkan penggunaan CPO secara signifikan sebagai bahan dasar biodiesel.

Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Eniaya Listiani Dewi, menyatakan bahwa saat ini infrastruktur sedang dipersiapkan untuk mendukung peningkatan biodiesel dari B40 ke B50. (dan)


Berita Lainnya