Otomotif
Testimoni Pemilik Motor Listrik: Citayam - Tanjung Priok Cuma "Goceng"
JAKARTA - Perkembangan kendaraan berbasis baterai di Indonesia semakin pesat, membuat banyak masyarakat mulai mempertimbangkan untuk beralih ke moda transportasi listrik. Berbagai jenama otomotif, baik yang sudah terkenal maupun yang baru, terus memperkenalkan unit-unit motor listrik terbaru dengan berbagai fitur dan spesifikasi.
Salah satu pengunjung GIIAS, Rafi, mengungkapkan bahwa salah satu pertimbangannya dalam memilih motor listrik adalah untuk menghemat biaya perjalanan, karena motor listrik lebih irit dibandingkan motor bensin. "Pengalaman dari Citayam ke Tanjung Priok cuma sekali isi daya. Perjalanan empat jam sampai di kantor, lalu diisi lagi, pulang isi lagi cuma lima ribu rupiah. Kalau pakai bensin, bisa 35 ribu rupiah," kata Rafi saat ditemui di GIIAS.
Selain untuk bekerja, Rafi juga mempertimbangkan membeli motor listrik untuk sang istri yang sering menggunakan motor untuk perjalanan jarak pendek, seperti ke pasar atau supermarket. Rafi tidak mempermasalahkan model dan kecepatan motor listrik, karena menurutnya, dengan banyaknya model yang tersedia, pembeli memiliki lebih banyak pilihan. Selain itu, penggunaan motor listrik diharapkan dapat mengurangi polusi lingkungan.
Senada dengan Rafi, pengunjung lainnya, Diki, juga merasa model motor listrik yang dipamerkan di GIIAS beragam dan menarik. Namun, ia masih belum tertarik untuk memakai motor listrik karena jarak tempuh untuk bekerja belum memungkinkan. "Saya kan kerja jauh, jadi belum butuh banget. Cocoknya kalau masih sekitaran kota masih oke, tapi kalau keluar kota masih belum. Ada beberapa merk yang jarak tempuhnya masih 100 kilometer atau 83 kilometer," ujarnya.
Meskipun demikian, Diki mengakui bahwa motor listrik lebih irit dibandingkan motor bensin biasa. Ia berharap pemerintah terus memberikan subsidi untuk motor listrik agar masyarakat bisa lebih mudah membeli motor listrik dengan harga yang terjangkau.