Nasional

Tanda Tangan Dewan Syuro "Tak Laku", Puluhan Kiai Desak PBNU "Sentil" PKB

Dani Tri Wahyudi — Satu Indonesia
12 Agustus 2024 22:30
Tanda Tangan Dewan Syuro "Tak Laku", Puluhan Kiai Desak PBNU "Sentil"  PKB
Sejumlah kiai saat pertemuan di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (12/8/2024).

JOMBANG - Puluhan kiai struktural dan pengasuh pondok pesantren berkumpul di Pesantren Tebuireng, Jawa Timur, untuk mendesak Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) agar segera mengambil langkah strategis guna memperbaiki Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Pertemuan ini dipimpin oleh tim Panitia Khusus (Pansus) PKB yang dibentuk oleh PBNU, yaitu K.H. Anwar Iskandar dan K.H. Amin Said Husni. K.H. Anwar Iskandar menyampaikan bahwa pertemuan tersebut menghasilkan dua kesepakatan utama. Pertama, para kiai sepakat PBNU dan PKB memiliki hubungan ideologis, historis, politis, organisatoris, dan kultural yang erat. Kedua, mereka meminta PBNU untuk segera mengambil tindakan strategis guna memperbaiki PKB ke depan. Kesepakatan ini diambil karena para kiai merasa PKB semakin menjauh dari tujuan utama pendiriannya.

K.H. Amin Said Husni menambahkan bahwa, mengingat PKB didirikan oleh PBNU, seharusnya struktur kepengurusan PKB dari tingkat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) hingga ke bawah hampir sama dengan struktur di NU. “Ada dewan syuro di PKB yang fungsinya mirip dengan rois syuriah di NU, dan dewan tanfidz di PKB yang mirip dengan tanfidziyah di NU. Hanya namanya yang berbeda, tapi fungsinya hampir sama,” jelas K.H. Amin.

Namun, ia mengungkapkan bahwa saat ini fungsi dewan syuro di PKB telah diperkecil, padahal seharusnya dewan syuro menjadi penentu utama dalam partai. “Dulu, calon ketua dewan tanfidz harus mendapat izin dari dewan syuro. Sekarang, ketua dewan tanfidz ditunjuk oleh DPP dan ketua umum,” katanya. K.H. Amin juga menegaskan bahwa keputusan organisasi di PKB seharusnya melibatkan tanda tangan dari empat orang: ketua dewan syuro, sekretaris dewan syuro, ketua tanfidz, dan sekretaris tanfidz. Namun, saat ini, dewan syuro tidak lagi terlibat dalam penandatanganan keputusan partai.

Para kiai di Tebuireng juga menyatakan bahwa PKB kini jauh dari nilai-nilai NU. “Dulu kami yang mendirikan PKB menghadapi ancaman dari kader partai lain, tetapi sekarang PKB seolah tidak lagi membutuhkan NU,” ujar mereka. Di tempat terpisah, puluhan anggota Dewan Syuro dan mantan Dewan Syuro PKB se-Jawa juga berkumpul dan mengadukan masalah ini kepada PBNU. Mereka mengeluhkan peran Dewan Syuro di PKB telah ditiadakan. “Kami hanya berfungsi sebagai pengawas dan sangat terbatas,” kata Wakil Ketua Dewan Syuro PKB Cirebon, Lutfi Andalusie.

Lutfi dan anggota Dewan Syuro lainnya berharap PBNU dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk memperbaiki keadaan di tubuh PKB. Hasil pertemuan di Pesantren Tebuireng dan di Hotel Yusro akan disampaikan kepada PBNU untuk ditindaklanjuti. Pertemuan di Pesantren Tebuireng dihadiri oleh sejumlah kiai terkemuka, termasuk Pengasuh Pesantren Lirboyo Kediri K.H. Anwar Manshur, Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang K.H. Abdul Hakim Mahfudz, serta Rais Syuriah PCNU dan kiai dari berbagai daerah seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan. (ant)
 
 


Berita Lainnya