Nasional
Rupiah Menguat Berkat Aliran Modal Masuk ke RI Signifikan
JAKARTA - Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky mengatakan penguatan rupiah pada pertengahan September 2024 didukung oleh aliran modal masuk secara signifikan ke pasar keuangan domestik.
"Rupiah menguat menjadi Rp15.395 per dolar AS pada pertengahan September 2024, terapresiasi 2,75 persen selama sebulan terakhir karena aliran modal masuk yang signifikan,” kata Riefky di Jakarta, Rabu. Ia menuturkan tren derasnya aliran modal dari negara maju ke negara berkembang sejak awal Agustus 2024 terus berlanjut. Dalam periode 15 Agustus hingga 11 September 2024, Indonesia mengalami peningkatan arus modal masuk sekitar 3,37 miliar dolar AS.
Melimpahnya arus modal asing menuju pasar keuangan domestik mendorong penguatan rupiah. Selama periode tersebut, rupiah menguat sebesar 2,75 persen dan saat ini berada di Rp15.395 per dolar AS. Lebih lanjut, Riefky mengatakan arus modal asing ke instrumen surat utang Indonesia mendorong naiknya imbal hasil surat utang pemerintah. Imbal hasil surat utang pemerintah tenor 10-tahun saat ini bertengger di 6,65 persen, turun lebih dari sepuluh basis poin dari 6,78 persen pada 15 Agustus 2024.
Di sisi lain, walaupun berfluktuasi dalam 30 hari terakhir, imbal hasil surat utang pemerintah tenor 1-tahun berada di 6,42 persen saat ini dan cenderung serupa dengan nilai imbal hasil pada 15 Agustus 2024. Adanya perbedaan pergerakan imbal hasil surat utang pemerintah tenor 10-tahun dan 1- tahun di tengah derasnya arus modal asing karena secara umum, surat utang pemerintah tenor 10-tahun cenderung lebih likuid yang memungkinkan pergerakan imbal hasil yang lebih fluktuatif.
Sementara imbal hasil surat utang pemerintah jangka pendek biasanya terjangkar ke BI-Rate dan tersedianya alternatif instrumen surat utang jangka pendek yang lebih menarik, seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), menjaga imbal hasil surat utang pemerintah tenor 1-tahun cenderung stabil.
Dengan semakin besarnya kemungkinan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed memangkas suku bunganya dalam waktu dekat, menyebabkan berlanjutnya arus modal masuk ke berbagai negara berkembang. Alhasil, indeks dolar AS (DXY) menyentuh angka 100,67 di pekan ketiga September 2024 dan mencapai titik terendahnya sejak September 2023. (ant)